31

4.2K 683 3
                                    

"jadi.......?" Yuki menatap linglung dua pria yang ada di depannya

"Jadi mayor, ini adalah adik mu dan aku paman yang kau titipkan bayi saat itu" Aki tersenyum cerah ketika memperkenalkan dirinya

"Oke, halo adik ku, nama ku Yuki siapa nama mu?" Yuki bertanya walau sedikit canggung

"Aku. Izawa. Aku. Adalah. Adik. Mu" Izawa menjawab dengan kaku pertanyaan Yuki

Mereka berdua gugup dan canggung secara bersamaan namun sepertinya Izawa adalah yang paling buruk, bicaranya bahkan lebih buruk daripada bayi yang baru saja belajar bicara

"Baik, jadi apa yang sedang kalian lakukan di sini?" Yuki berusaha mengganti topik, matanya melirik pemuda yang katanya adiknya, tubuhnya sangat sempurna dan wajahnya lumayan tampan 'rambutnya mengingatkan ku pada wanita itu' batin Yuki

"Kami di sini di tugaskan letnan- tidak, panglima untuk merawat anda"

Alis Yuki berkerut "panglima?"

"Ibu suami anda"

"Suami?"

Nagisa memutar matanya, dia sudah tidak tahan menonton omong kosong ini dari tadi "panglima itu ibunya Takashi"

Yuki menatap Aki "apa yang terjadi di luar? Orang itu sama sekali tidak mengizinkan aku mengetahui dunia luar" Yuki menunjuk Nagisa yang melotot kepadanya

"Perang akan segera berakhir...... Kakak" Yuki tersentak ketika mendengar Izawa, bukan karena berita yang dikatakannya tapi dengan panggilan 'kakak' di akhir kalimatnya

Yuki terkekeh "oh, benar. Kau adik ku" ia merentangkan kedua tangannya "jadi bisakah kita berpelukan adik ku sayang" Izawa melebarkan matanya sebelum dengan cepat kembali normal

Aki mendorong punggung Izawa pelan mengisyaratkan untuknya segera mendekat. Izawa dengan ragu mendekati ranjang yuki "oh ayolah, anak ini benar-benar mirip dengan ayahnya!" Yuki bergumam frustasi

Izawa tersentak "a-apa kau tahu seperti apa ayah ku?"

"Kita" yuki membenarkan, dia sudah dari tadi menurunkan tangannya karena lukanya sedikit sakit

"Ah, oh, ya maksudku begitu"

Yuki bersandar di ranjang rumah sakit mengambil potongan mangga muda di piring sebelahnya kemudian memakannya "dia adalah orang yang selalu merengek agar kau cepat keluar dari perut ibu"

Aki tersenyum lembut, ia menarik kursi ke samping Izawa dan langsung di duduki Izawa "dia selalu mengoceh dengan alasan membujukku agar tidak membenci adik ku yang bahkan belum lahir, waktu membaca dongeng sebelum tidur di ganti dengan membual tentang adik yang akan lahir" Yuki bercerita melalui puzzle yang terkubur di ingatanya, meski tidak mengingat secara keseluruhan tapi sepertinya cukup untuk membuat adik barunya senang.

Yuki sebisa mungkin untuk menyembunyikan kejadian yang menakutkan seperti hari dimana berita tentang kematian ayahnya datang dan hancurnya keluarganya

"Benar-benar keluarga yang bahagia" Aki menyeringai dia sepertinya tahu bahwa Yuki menyembunyikan sesuatu

"Lalu bagaimana bisa kau berlari dengan kaki penuh luka saat itu?"

"Aku tidak ingin memikirkannya" ujar Yuki

Semua orang terdiam, mereka mengerti trauma yang ditinggalkan kejadian itu pada Yuki. Seolah mengerti apa yang mereka pikirkan Yuki segera membuat suara "jika kau ingin aku akan memberi tahu mu tapi tidak sekarang" Izawa hanya mengangguk patuh

Setelah itu semua percakapan di isi dengan kehangatan, semuanya tersenyum menandakan berakhirnya badai

goddess of war (bxb)Where stories live. Discover now