24

4.8K 770 18
                                    

"jenderal kenzi adalah orang yang paling dekat dengan presiden dan mereka bilang bahwa jendral memiliki hubungan gelap dengan jendral"

"Lalu? Wajar saja jika mereka saling mencintai, tidak masalah bukan?"

"Namun presiden sudah menikah bahkan memiliki anak seharusnya anda tau bukan?"

Yuki melongo "oh, benar. Tapi kenapa kau memberi tahu ku ini, bukankah itu tidak penting?"

"Presiden adalah orang yang.... Maaf. -Bodoh, dia sangat mudah terprovokasi dan sangat mudah marah jika bersangkutan dengan jendral. Bahkan perang ini di akibatkan karena presiden mengetahui bahwa jendral kenzi menyukai letnan Takashi"

"......"

Ruangan menjadi sunyi, Yuki sedang berusaha untuk mencerna kata-kata yang barusaja Zoan katakan "....maksudmu perang ini terjadi karena si kenzi itu menyukai bedebah Takashi itu?"

Zoan dengan polos menjawab "Ya?"

"Kalau begitu aku tinggal melemparkan di sialan (Takashi) itu ke wilayah musuh untuk mengakhiri perang ini bukan?!" Mata Yuki berbinar dia mengepalkan tinjunya dengan semangat

"Ma-mayor....?"

"Kalau ada cara gampangnya kenapa harus berbelit-belit untuk perang!"

"Mayor, dengarkan aku dulu. Presiden berencana untuk menghancurkan negeri kelahiran letnan juga!"

Semangat Yuki seketika turun "cih, dasar sumber masalah"

"Mari kita bahas yang lain....."

"Ya, terserah mu. Aku akan mendengarkan" ujar Yuki acuh tak acuh

Mereka membicarakan tentang musuh dan rencana semalaman, Zoan baru pulang sekitar jam sepuluh malam dia takut putranya akan kesepian di rumah jadi dia pulang, lagi pula Yuki tidak berniat untuk membujuk Zoan untuk menginap, mau tidur di mana dia nanti....? Di lantai?

Setelah menutup pintu Yuki meregangkan tubuhnya "besok kita ke rumah sakit lagi untuk-"

Tok tok tok

'ya tuhan, ini sudah malam' cibir Yuki di dalam hati

Dia membuka pintu namun kali ini dengan lembut tidak seperti saat menyambut Zoan tadi "siapa?"

Seorang wanita cantik tersenyum sumringah pada Yuki membuat nya menjadi sedikit merinding "ada yang bisa saya bantu?"

Wanita itu menggendong Yuki seperti menggendong bayi "apa-apaan ini kenapa dia enteng sekali?! Padahal saat aku hamil tidak ada yang bisa membuat ku bangkit dari kasur!" Dia mendengus

'a-apa pula ini?! Aku ingin tidur!'

"Nyonya, anda membuat mayor Nasimiya terkejut, anda tau sendiri bukan, bahwa ibu hamil tidak boleh Terkejut?" Seorang di belakang wanita itu menegur

"Oh benar juga" Ia menggendong Yuki dan membaringkan tubuhnya di kasur dengan lembut.

Yuki merasa mereka bukanlah orang yang harus di waspadai jadi ia menutup matanya kemudian langsung tertidur dengan pulas

"Hah..... Anak ini tidak sopan sekali! Bisa-bisanya dia tidur ketika mertuanya datang!" Mio menyilangkan tangannya di dada

"Nyonya, ini salah kita karena datang terlalu larut"

Mata Mio menjadi sendu "namun aku tidak bisa melihatnya dalam waktu yang lama, aku harus kembali untuk mengaliri pusat informasi dengan mana"

Keiko menepuk pundak Mio "setelah perang ini berakhir anda bisa menghabiskan waktu dengan mayor dengan santai" ujarnya menghibur

Mio mengangguk "kau benar, aku harus berusaha keras agar perang ini berakhir dan bisa menempel pada menantu ku!"

"Bagus, kalau begitu mari kita kembali biarkan mayor tidur dengan nyaman"

Mio mengangguk ia mengecup kening Yuki kemudian dengan lembut berbisik "mimpi indah Yuki..."

Mio menyelimuti Yuki, menghangatkan ruangan dengan sihir lalu menutup pintu dengan lembut dan pergi kembali ketempat ia bekerja.

goddess of war (bxb)Where stories live. Discover now