"Yeah, Lieve! Move, V!"
V sedikit bingung. Namun gerakan tanganku pada pinggulnya membuat ia cepat belajar untuk bergerak naik turun.
"Yes, V! Good boy!"
Satu kali lagi, aku mencumbu V-ku lebih lama. Kubuat tubuhnya berlonjak di atas pahaku dengan erangnya yang nyaring.
Ku beri ia kenikmatan berlipat dengan mengecupi leher hingga dadanya. Meski tak jarang bagiku mencuri cubit pada putingnya yang menegang.
"Oh, Jin! Aaaahhh!!" desahnya nyaring.
"Kau nikmat, sayang!"
,
,
"Sebentar, Jin. A-aku bisa melakukannya sendiri"
"Coba saja"
Saat ini omegaku tengah berusaha bangkit dari sofa closet selepas aku mendandaninya. Kemeja merah jambu terang dengan celana jeans yang ia suka di tambah jas putih untuk menghalau cuaca dingin. Tak lupa anting berlian berbentuk bunga dengan batu saphire merah di tengah semakin melengkapi keanggunan dan rupa menawan darinya.
Sebelumnya, V mengeluh kakinya bergetar jika ia berdiri. Aku tertawa meledeknya namun pukulan kecil pada dada yang kuterima. Tentu saja hal ini akibat pergumulan kami pagi buta tadi. Sedikit lucu menatapnya, meski ada sedikit rasa bersalah menyelimutiku.
"Aku bisa menggendongmu, V"
"Tidak. Mereka akan berpikir jika aku selalu merepotkanmu, Jin. Aku bisa melakukannya. Tenang saja"
Jemarinya memegang erat lenganku di susul ia bangkit berdiri. Lagi-lagi, kakinya yang jenjang itu bergetar. Sontak saja kami tertawa terbahak-bahak. Sebab V tak ubahnya seperti kakek-kakek.
"Jahat sekali kau ini" rengeknya dengan bibir mengerucut kearahku.
Aku menggeram sebelum berdecak.
"Jangan seperti itu! Kau sama saja menggodaku, V"
"Dasar tukang mesum!" umpatnya yang segera ia sadari.
"M-maaf, Jin. A-aku tak ber—"
"Hey, tenang saja. Jangan terlalu kaku dengan Jin-mu ini. Seperti robot saja"
Omegaku menunduk malu-malu. Segera ku rengkuh tubuhnya sebelum membawanya dalam gendongan bak tuan putri.
"Aah, Jin!" pekik V yang berhasil menarik atensi para pelayan yang sedang mengganti sprei kami. Hanya sekilas, kemudian mereka kembali bekerja seraya menahan senyum.
"Alphamu ini sangat kuat, asal kau tahu!"
V menyembunyikan wajahnya yang merona pada dadaku.
"I-iya. aku percaya"
Aku membawa omegaku keluar dari closet dan segera menuju ruang makan. Aku yakin ia tengah sama laparnya denganku.
,
,
"Goedemorgen, V and Jin!" sambut Hoseok ceria. Aku cukup terkejut omega Namjoon itu sudah hadir di meja makan lebih dulu. Supnya bahkan tinggal setengah. Bukankah itu berarti ia telah sarapan lebih dulu?
Bukan urusanku.
"Goedemorgen, Hoseok!" jawab V-ku setelah ku daratkan pantatnya pada kursi di sebelahku.
Pelayan segera menyiapkan makanan pagi kami.
Ada roti begel dan croissant seperti biasa. Kali ini di temani sup krim ayam dengan irisan daging ayam, di lengkapi wortel, kacang polong, jamur kancing, serutan jagung, tomat ceri, juga taburan daun peterseli.
Ada pun sosis panggang, bacon juga ham, dan telur mentah dalam cangkang.
"Makanlah, V. Buat dirimu kenyang" titahku setelah memecah satu telur mentah di atas sup panas miliknya.
"Terimakasih, Jin. eet smakelijk! (selamat makan!)"
Aku terkekeh, berbarengan dengan Hoseok.
"Bravo, V! Enjoy your breakie!" jawab Hoseok penuh semangat.
Kami menikmati sarapan dengan damai. Sesekali mengobrol ringan dengan omega Namjoon meski si empu belum menampakkan batang hidungnya.
"Goedemorgen, Meneer!"
Suara asing menyapa gendang telingaku— berhasil membuatku menoleh ke arahnya. Tak terkecuali V.
"Kookie!"
Apa?! Siapa itu Kookie?! Mengapa V-ku begitu ceria saat memanggil namanya selain diriku?!
Ini tak beh terjadi!
"Hai, V! Nikmati sarapanmu!"
Alpha muda itu menarik senyum tipis. Meski begitu, gigi kelincinya masih bisa ku lihat.
"Kenapa kau tak sarapan saja bersama kami?"
V terlihat riang. Maniknya bahkan berbinar ketika menatap pria muda di seberang sana. Aku sungguh tak menyukainya.
"V, you can't do that!" celutuk Hoseok tetiba. Sepertinya ia menangkap raut kesalku saat ini.
"Kenapa? Dia juga anggota The Black Diamond bukan? Bukankah kami sama?"
Aku meletakkan sendok supku hingga berdenting di atas piring. Ku usap sebentar bibirku dengan kain lap yang menggantung di leher sebelum berkata—
"Lieve, habiskan sarapanmu!" perintahku tegas.
V menatapku takut-takut. Setelahnya ia mengangguk samar dan kembali mengisi rongga mulutnya dengan sup dan roti.
"Good boy!"
"Dan kau— siapa namamu?!"
Alpha muda yang sudah bersetelan rapi itu menjawab setelah membungkukkan badan.
"Saya Jungkook, Tuan. Saya teman V saat pertama datang dulu"
Aku mengangguk kecil.
"Seok, dia harus ikut dalam misi hari ini!" perintahku tanpa berpikir dua kali. Sontak saja membuat Hoseok mengerutkan dahi dalam.
"Jin, dia baru tiga minggu ini berlatih. Apa kau yakin?"
"Kau membantahku?!"
"T-tidak, bukan begitu. Baiklah."
Hoseok menyerah. Ia meminta Jungkook untuk pergi dan kembali menikmati sarapannya.
Kita lihat saja, apa alpha muda yang berhasil menggoda omegaku akan selamat dalam misi Joordan nanti?
Aku tak sabar melihat ia tergeletak.
Ku raup punggung tangan omegaku yang tengah meraih roti begel. Ia menoleh dan menatapku lembut. Ku sematkan satu kecupan diatasnya sebelum mengusapnya dengan ibu jari.
"Lieve, ik hou van jou!"
Wordt vervolgd...
Halo, apa kabar? Gimana nih hubungan Lieve sama Meneer?
Ada yang bisa nebak next chapter bakal gimana?
Aku ucapin Merry Christmas buat yg merayakan natal 😍
Damai dan Sukacita surga senantiasa menyertai kita semua :)
Sarangek 💜
18-12-2021
YOU ARE READING
• K R A C H T • JINV • ABO
Fanfiction• When the mafia fights for the position and love • -6th book- TAGS : -Dark Fiction -ABO-VERSE (ALPHA, BETA, OMEGA) -MPREG (Male Pregnant) -Romance -Action + Gore -Happy/Sad Ending -Death Chara -Written in Indonesian, English and Dutch TRIGGER WAR...
• M I N E •
Start from the beginning
