"Aarrgh!!"
Kurengkuh erat tubuh mengkilatnya dengan kedua lenganku. Sengaja aku melakukan ini setiap mencumbunya agar likuid pekatku menghangatkannya sampai bagian terdalam. Kukecupi setiap jengkal wajah lelahnya dan berakhir pada kening untuk satu kecupan dalam.
V mengukir senyum tipis.
"Jin, kita sangat lengket" ucapnya susah payah. Bahkan kelopaknya baru saja membuka demi menatapku.
Kami terkekeh. Kujemput kembali bibir bengkaknya. Hanya sekedar melumat kecil.
"Kau menyukainya bukan?"
V mengangguk malu-malu. Selepas itu, ia membuang wajahnya untuk menatap arah lain.
"Lieve, tatap aku"
"Aku malu"
Aku membawanya untuk bangkit dengan tubuh kami yang masih bertaut erat. Ia terkejut sesaat. Lalu melingkarkan lengannya pada leherku. Aku mengganti posisi kami agar V duduk di atas paha kokohku.
Ku gerakkan jemariku demi menyusuri lekuk tubuh polosnya. Menyapa bulu-bulu di halus pada permukaan tangan hingga punggung sampai si empu menggeliat dengan lenguh tertahan.
"Kau menyukai sentuhanku, V"
V menunduk seraya mengangguk. Jemari telunjukku mengangkat dagunya agar obsidian kami bertemu. Setelah itu, kusatukan dahiku dengannya.
"Hey, kau tak perlu malu padaku. Bukankah aku Jin-mu?"
V mengangguk ragu.
"Katakan apa yang kau inginkan. Apapun yang menjadi inginmu akan ku prioritaskan, V. Aku ingin kau menikmati segalanya denganku"
Hening.
Lieve-ku tak menjawab. Manik eboninya bergerak turun. Seolah menghindariku.
Lalu pada detik kelima,
"Bukankah aku hanya gundikmu, Meneer? Aku hanya pemuas nafsumu disini"
"Sssstt!! Apa yang kau katakan?"
Aku sedikit kesal mendengar kalimat itu. V bukan semata pemuas nafsuku. Jika memang demikian, aku tak mungkin tidur dengannya lebih dari satu kali. Ia lebih berharga dari apapun.
V tak menjawab.
Ku tangkup kedua pipinya seraya mengusapnya dengan ibu jari. Kutelisik lebih dalam manik eboni di hadapanku.
Banyak ketakutan jelas bersarang disana.
"Kau milikku, V. Kau bukan gundik atau apapun itu. Jangan katakan itu sekali lagi. Aku tak suka!"
V menarik nafasnya dalam-dalam sebelum mengangguk. Kurasa ada sedikit kelegaan dalam dadanya.
"Maafkan aku, meneer"
"Berhentilah memanggilku 'meneer', V. Panggil namaku"
"Terima kasih, Jin."
Bibir indahnya menukik ke atas. Sungguh senyuman paling menawan dari yang pernah aku dapati.
"Aku masih ingin bermain, V. Kau di atas" ucapku segera yang sontak saja membuat V-ku terkejut.
Pinggulku bergerak ketika kedua tanganku telah menangkup dua bongkah sintalnya. Meremasnya lembut sebelum menepuk.
"Oh Jin!" lenguhnya dengan kelopak hampir terpejam.
Jemarinya sudah bertengger manis pada masing-masing bahuku.
ESTÁS LEYENDO
• K R A C H T • JINV • ABO
Fanfiction• When the mafia fights for the position and love • -6th book- TAGS : -Dark Fiction -ABO-VERSE (ALPHA, BETA, OMEGA) -MPREG (Male Pregnant) -Romance -Action + Gore -Happy/Sad Ending -Death Chara -Written in Indonesian, English and Dutch TRIGGER WAR...
• M I N E •
Comenzar desde el principio
