• M I N E •

Mulai dari awal
                                        

Jemari lentiknya berulang kali meremas sprei di bawah kami, meski sesekali ia menggores punggungku dengan kuku pendeknya. Tatapnya sayu dengan rona merah di kedua pipi. Benda kenyal merah jambu itu senantiasa membuka, mengeluarkan melodi yang membuatku candu, meski saliva menghiasi di sekitaran sampai dagu.

V benar-benar menggairahkan. Ia sangat seksi ketika dadanya membusung dengan gerakan pinggulku yang semakin cepat. Kedua kaki jenjangnya terbuka lebar— menggantung sebatas kepalaku. Bersandar pada bahu walau sering kali lepas akibat gerakanku.

Bibir tebalku tak pernah jauh dari putingnya yang sudah bengkak. Membasahi areolanya dengan lidah sebelum kuhiasa sampai Lieve-ku membusungkan dadanya dengan indah.

"Aaaahh! Euunghh! J-jin!"

Aku merasakan pinggul V bergetar. Ia akan meraih ejakulasinya untuk ketiga kali dalam permainan kami. Lalu, kuhentikan gerakan pinggulku demi mempertemukan iris kami.

"Aaangghh! Jin!"

V merengek kesal. Kelima jarinya bahkan kini berusaha menutupi wajah sayunya sebelum satu pukulan ringan mendarat pada bahuku dengan tangan lain. Ia sedang malu.

"Apa sayang?"

V berusaha keras menahan kekehan kecilnya dengan menyembunyikan rona merah padam pada barisan jemari lentiknya.

"K-kau menyiksaku" rengeknya manja.

Sungguh aku menggigit pipinya yang merah itu!

"Coba katakan sekali lagi" godaku seraya menggerakkan pinggulku secara lamban.

V melenguh. Ia melempar jemarinya yang menutupi wajah untuk bersejajar dengan ranjang. Sendirinya menggigit bibir bawah dengan kelopak hampir terpejam. V sangat menikmati cumbuanku pagi ini.

Dia begitu erotis.

"J-Jin..!" ucapnya sedikit terengah.

"Ya sayang?"

Aku menambah tempo pada gerakan pinggul sebelum ku sandarkan kembali kedua kaki jenjangnya pada bahuku. Mengusap betisnya lembut. Sesekali ku beri kecupan ringan disana.

"Ah-aku— "

"Ya?"

V membuka matanya paksa. Ia menatapku sendu dengan lenguhan tertahan.

"A-aku ingin segera keluar. Bergeraklah cepat"

Bingo!

Inilah yang kunantikan selama bercinta dengannya. Aku suka ia mengatakan apa yang di rasa. Aku bukanlah penikmat cumbuan yang egois saat bersamanya. Tentu aku ingin V turut merasakan apa yang kurasa.

Sebab aku menyukainya.

"Sebut namaku, V! Mendesahlah dengan kencang maka aku akan mengabulkan permintaanmu"

V mengangguk cepat dengan manik meminta.

"Oh, Jin! Please!" serunya dengan kedua tangan terkulai di sini kanan kiri kepalanya.

"What please?!"

Pinggulku terus bergerak konstan.

"F-fuck me Harder!"

"SHIT!!"

Aku tak tahan lagi. Kugerakan pinggulku dengan cepat seraya menahan kedua tangan V di samping kepala. Dadanya membusung dengan bibir terbuka lebar melenguh kencang. Kelopaknya terpejam erat ketika sekujur tubuhnya menggelinjang hebat.

"Aaaahhh!! J-jin! Yeaahh!!"

Menatap wajahnya yang sensual dengan bibir di gigit membuatku semakin hilang akal. Maka dua hujaman dalam terakhir berhasil membuat kami meraih puncak kenikmatan bersama.

• K R A C H T •  JINV • ABOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang