"Aku bisa membantumu, Meneer!"
"Aku sengaja memberimu kelonggaran waktu, tapi kenapa kau terus menggodaku dengan matamu itu?"
Aku menggigit bibirku sensual. Manik berbinarku menjadi sendu. Dan aku segera menekuk kedua lutut dan bertopang di atas karpet bulu. Jemari lentikku membuka pengikat bathrope-nya dan benda keras itu mencuat tepat di depanku. Aku menelan ludahku kasar seraya mendongak— demi menatap manik alphaku yang tutupi kabut gairah.
"A-aku hanya ingin membantu, meneer"
"You're bad boy!"
Dan, untuk pertama kalinya aku memanjakan hasrat Jin dengan bibirku. Aku tahu tiga orang pelayan kembali masuk ke kamar kami demi mengisi ulang air putih, madu dan kelopak bunga di kamar mandi, juga mengganti beberapa bathrobe dengan yang baru. Terlebih lagi, seluruh ruangan hanya bersekat kaca, mungkin saja mereka akan mudah menatap kami yang sedang bercumbu di ruang wardrobe.
Tetapi aku mencoba tak peduli. Aku hanya berfokus pada erangan Meneer serta arahan darinya.
"Good boy! Yeeah, suck it, V!"
,
,
Jin's POV
Lieveku membentangkan tubuhnya hanya dengan atasan piyama di atas ranjang kami. Kelopaknya menutup dengan dengkuran halus yang keluar dari bibirnya. Kakinya membuka lebar dengan menampilkan dada yang sudah kuhiasi dengan maha karyaku. Porosnya membengkak sebab aku begitu candu memainkan bibir serta lidahku disana. Dia sangat seksi, bahkan tanpa perlu susah payah menggodaku.
Segera ku tarik selimut tebal sebatas dada lalu kukecup bibirnya yang sedikit membuat celah. Sesekali ku mainkan lidahku disana. Melumatnya lembut sampai si empu melenguh.
"Sssh, tidurlah sayang." desisku setelah menarik bibirku dari miliknya.
Ku sisir surainya kesamping agar tak lagi menutupi area mata. Tak lupa kusematkan satu kecup hangat pada dahi.
"Tidurlah yang nyenyak, sayang. Kau milikku, V. Tak seorang pun boleh mendekatimu" bisikku tepat di depan rongga telinga. Setelah itu, aku beranjak dari ranjang dan menuju ruang kantor yang posisinya menyatu dengar kamar. Hanya di pisahkan oleh daun pintu.
Kulihat anak buahku sudah berkumpul menungguku. Beberapa dari mereka tampak serius kecuali Jimin yang tengah berlutut sejajar dengan arah selatan Yoongi. Kepalanya bergerak naik turun seiring dengan remasan jemari pucat itu pada surainya.
"Darling, hentikan. Meneer sudah tiba"
"Emph!" Jimin menggeleng keras.
Yoongi melempar tatap padaku yang sudah melipat kedua tangan di depan dada.
"Beri aku dua menit lagi, bos. Setelah itu akan tuntas"
Aku mengibas tanganku keudara— tanda kuberi kelonggaran waktu. Aku tak pernah melarang kerabat atau anak buahku bercinta dengan siapapun di dalam istanaku. Mereka bebas melakukannya asalkan tak ada keributan dan tak mengusikku. Itu sudah cukup.
Ayolah, setiap alpha memiliki gairah yang tinggi. Apalagi jika masa rut akan tiba, terkhususnya aku. Aku bisa merasakan gelenyar panas yang meletup-letup setiap kali menatap manisku, V. Sekalipun ia tak berbuat sesuatu.
Tetapi berkebalikan dengan pasangan Yoongi dan Jimin, Hoseok dan Namjoon terlihat jauh lebih hening dari biasanya.
"Ada apa?" Aku bertanya setelah mengambil deheman dalam.
YOU ARE READING
• K R A C H T • JINV • ABO
Fanfiction• When the mafia fights for the position and love • -6th book- TAGS : -Dark Fiction -ABO-VERSE (ALPHA, BETA, OMEGA) -MPREG (Male Pregnant) -Romance -Action + Gore -Happy/Sad Ending -Death Chara -Written in Indonesian, English and Dutch TRIGGER WAR...
• M I N E •
Start from the beginning
