• K R A C H T • JINV • ABO

• 'PRESENTS' •

Alpha berlesung pipi itu meremas kedua lengan sang omega sampai si empu meringis. Ia tatap tajam obsidiannya yang bergetar.

"Kau milikku, Seok!! Tak boleh seorang pun alpha mendekatimu!"

Hoseok mendorong kuat dada Namjoon hingga tubuh besarnya menyingkir.

"Itu masalahnya! Kau egois! Kau hanya memikirkan dirimu sendiri!"

"Mereka hanyalah hadiah, Seok! sudah beraa kali aku berkata seperti ini?! Aku bersumpah padamu mereka tidak lebih dari itu!" geram sang alpha sambil mengacak surainya.

"Kau bahkan bisa menolaknya?! Dasar bodoh! Alpha sialan! Enyah kau dariku. Aku muak melihatmu!"

Hoseok berbalik, ia segera menuju kamar mandi namun kekasihnya memeluk ia erat dari belakang.

"Jangan seperti ini! Ini bukan dirimu."

Omega manis itu meronta. Ia menekuk tubuhnya kedepan lebih dulu sebelum mendorong ke belakang dengan cepat. Membenturkan tubuh besar Namjoon pada dinding. Ia injak kakinya keras-keras dan berakhir dengan sebuah tamparan pada pipi.

Plaak!

"Aaakh!"

"Tamparan dariku tak sesakit apa yang ku rasakan, Joon! Get the hell out!" geram Hoseok sambil menyeret alphanya keluar dari kamar. Bantingan pintu tersebut rupanya berhasil menggetarkan dinding di sekitar.

Jimin yang sedang mengayunkan kakinya menuju ruang makan berpura-pura terkejut seraya memegangi dada.

"Wah, ada drama apa lagi kali ini?" Ia menggeleng sambil berdecak ketika bekas tamparan merah gelap tercetak jelas di pipi Namjoon. "Joonie, malam ini akan sangat dingin. Sebab bulan mulai tertutup kabut tebal. Aku turut prihatin padamu, kawan" ejeknya yang kemudian segera berlalu.

"F*ck!"

,

,

tw// smut

Tubuh V menggeliat sensual di atas ranjang. Jemarinya meremas sprei kuat-kuat dengan nafas pendek berulang. Obsidiannya telah sayu dengan bibir setia menganga— menyuarakan melodi indah sebagai perwujudan apa yang ia rasa malam ini.

Jin sedang mengecupi permukaan tubuhnya tiada henti. Bermula dari tulang selangka hingga akhirnya kini berhenti di paha dalam. Meninggalkan ruam pekat disana meski bekas sebelumnya belum pudar.

Dengan sekali sentak, ia melepas celana satin yang menutupi area privasi si empu dan membuangnya ke atas lantai. Sendirinya merasa jika omega manisnya takkan membutuhkan benda tersebut menjelang tidur.

Hawa dingin menyapa permukaan kulit V. Meski lengan juga punggungnya masih berbalut dan beralaskan kemeja besar sang Meneer. Kedua kakinya terbuka lebar.

Arah selatannya tengah mengacung tegak, pun sedikit basah. V merasa malu. Ia membuang wajahnya ke samping kanan kiri bergantian sebab satu sentuhan hangat mendarat pada miliknya yang mengeras.

"Aku akan memanjakanmu, V. Nikmati permainanku, agar kau bisa melakukannya padaku nanti"

V menunduk seraya mengangguk pasrah.

Pijatan lembut itu di mulai.

"Eunghh!"

"Kau suka?"

Lagi, omega manis itu mengangguk.

Gerakan lembut sang meneer mengurut naik turun pada privasi V perlahan bertambah cepat. Paha si empu bergetar, ingin sekali mengatup namun di tahan oleh tangan Jin.

"Nikmati, lieve! Keluarkan!"

V menelan ludahnya susah payah sebab pijatan tersebut terasa begitu nikmat. Membuag tubuhnya menjadi seringan kapas. Kedua pipinya pun terbakar, kontras dengan kelopak mata yang berusaha keras tetap terbuka.

Detik berikutnya, Jin menyapa batang keras itu dengan lidahnya. Ia gerakan liatnya lamban disana seraya mengecupnya lembut.

"Eungghh! Goosshh!"

Melihat reaksi V, Jin segera membawa privasi kerasnya untuk tenggelam dalam rongga mulut.

"Aaaaahhh!"

V melenguh kencang. Dadanya bergerak naik turun meski sesekali membusung saat Jin menghisap miliknya kuat-kuat.

"Aaahh, m-meneer!"

"Berteriaklah, sayang! Aku akan membuatmu lemas hanya dengan bibirku" ucap Jin menyeringai.

Malam itu tak ada cumbuan berarti bagi mereka selain blow job yang Jin lakukan terhadap V. Sang alpha di hantui rasa bersalahnya. Sendirinya merasa terluka jika ia menaungi omeganya pada saat yang sama.

Maafkan aku, V

To be continued....

Aduh gimana ya?

Terimakasih untuk komentar + votenya.

Sarangek 💜
08-12-2021