Aku mulai merutuki diriku sendiri yang hampir saja bercinta dengan mantan kekasihku. Aku tak memungkiri jika mudah sekali tergoda. Apalagi dengan omega wanita.
Aku terperanjat saat Lieve kembali membalas pesanku. Aku membacanya seolah ia sedang bersamaku saat ini. Tanpa kusadari, bibirku mengulas senyum tipis saat ia menanyakan kegiatanku.
Dia begitu polos. Dia masih sangat lugu untuk pemuda seusia dengannya. Jika aku berada disana, V pasti akan menatapku dengan iris berbinar dan pipi merona. Aku ingin sekali menggigit omega manisku itu! Aku ingin melecehkannya dengan nafsuku yang tiada habis saat bersamanya.
Lieve, maafkan aku. Aku hanya ingin mengambil hadiahku.
"Meneer!!"
Teriakan Lady membuyarkan lamunan manisku saat bersama V. Aku begitu kesal terhadapnya, maka dengan sekali sentak kutarik ikat pinggang untuk mengikat kedua tangannya erat di atas kepala.
Lady terkekeh. Ia membuka pahanya lebar-lebar dmdan meletakkan kedua kakinya pada masing-masing bahuku.
"B*tch!!"
Pagi menjelang siang itu menjadi saksi betapa aku menggoreskan sayatan dalam pada hati Lieve-ku.
Semoga ia tak pernah tahu.
Sebab aku melakukannya hanya sebatas nafsu.
,
,
Namjoon merapikan celana kulotnya sebelum menyeka butiran keringat yang membasahi dahi. Pun begitu denganku, aku merapikan setelan mahal yang ku kenakan dan menyisir rapi surai klimisku.
Kami saling melempar tatap, kemudian terkekeh seolah tak ada hal berarti terjadi.
"Dimana dia? Apa kau menghabisinya?"
"Dia sedang di kamar mandi. Aku memintanya untuk segera pergi begitu gaun barunya tiba"
"What the f*ck?! Kau merusak gaunnya?"
Namjoon berkata seolah hal ini adalah yang pertama kali kulakukan.
"Dia menggodaku. Maka dia pantas mendapatkan hukumannya!" jawabku malas. Jujur, aku sedang malas membahas hal ini.
"Aku akan mendukungmu jika kau bersamanya lagi. Kau terlihat begitu lepas saat bercumbu dengannya, berbeda saat dengan V"
Dahiku berkerut dalam mendengar hal tersebut.
"Aku tidak ingin menjalin hubungan dengan bekas banyak orang, Joon!"
"Tapi kau menikmatinya. Kau bercumbu dengannya, eh! Di saat kau begitu lancar membohongi Lieve-mu"
Aku sungguh kesal dengan tutur kata Namjoon. Maka kutinju hidung bangirnya sampai mengucurkan likuid merah pekat. Tubuhnya terhuyung kebelakang.
"Berhenti membawa namanya di saat seperti ini, Joon! Aku hanya mengambil apa yang menjadi hakku!" Suaraku meninggi dengan gertakan pada gigi.
"Aku hanya berkata yang sebenarnya, Jin. Mengapa kau marah?"
"Apa kau terusik, Jin? Apa kau merasa bersalah telah mencumbuku sampai aku kesulitan berjalan? Hey, yang kau sebut bekas ini membuatmu menggeram habis-habisan tadi. Aku jadi meragukan bagaimana kehebatan Lieve-mu itu." suara lain menyudutkanku dengan tangannya yang terlipat sebatas dada.
"Ah, satu lagi. Bagaimana jika ia tahu jika alphanya membagi kehangatan yang seharusnya hanya menjadi miliknya?!"
Lady dengan santainya ikut campur dalam persoalan pribadiku. Aku mengayunkan kakiku ke arahnya untuk meremas rahang yang terus menghakimiku. Tak peduli dengan erangnya memohon ampun saat rahangnya berbunyi gemeletak. Aku mencoba tuli.
YOU ARE READING
• K R A C H T • JINV • ABO
Fanfiction• When the mafia fights for the position and love • -6th book- TAGS : -Dark Fiction -ABO-VERSE (ALPHA, BETA, OMEGA) -MPREG (Male Pregnant) -Romance -Action + Gore -Happy/Sad Ending -Death Chara -Written in Indonesian, English and Dutch TRIGGER WAR...
• 'PRESENTS' •
Start from the beginning
