• 'PRESENTS' •

Mulai dari awal
                                        

Dan lagi, aku tak ingin berurusan dengan negara sebab tudingan korupsi akibat menerima uang suap dan barang-barang mahal dari mereka. Aku bahkan terlahir kaya, bung! Apa yang kalian beri tidak secuil kukupun mendekati nilai kekayaan, kawan.

Maka, mereka memilih menghadiahi aku para omega cantik nan seksi kelas atas, yang tentu saja takkan mungkin di tolak.

Ketiga wanita bergaun minim berdiri di hadapanku sambil membungkukkan badan lebih dulu. Satu per satu dari mereka menyebutkan nama. Ku tatap masing-masing mereka dari ujung kaki sampai surai atas, namun tak ada yang menarik.

"Joonie, waktumu beraksi!"

Namjoon yang sedang menikmati sekaleng bir mendadak terkekeh.

"Ini bahkan terlalu pagi untuk bercumbu, bos!"

"Bersenang-senanglah! Bawa mereka dari hadapanku. Kau boleh memakai mereka bersamaan atau membaginya dengan para bodyguard. It's up to you!" Tanganku mengibas ke udara, meminta mereka enyah dari hadapanku.

Joonie dan ketiga makanannya berjalan memasuki ruang pribadi dalam kantor. Sedangkan aku masih di temani Lady yang sedari tadi sibuk memainkan jemari panjang milikku.

"Ada apa?"

"Apa kau tak rindu padaku? Lebih dari dua bulan lamanya kita tak saling bertemu, tapi kau semakin mempesona saja!" ucapnya genit. Kini dia mengatur posisi duduk untuk menatapku. Dadanya yang penuh turut bergoyang seirama dengan pergerakannya.

"Tidak."

Lady memukul dadaku main-main sambil mengerucutkan bibir meronanya.

"Jahat sekali. Apa kau sudah menemukan penggantiku?"

Aku membuang wajahku ke arah lain. Aku benci situasi saat ini.

"Meneer! Tatap aku."

Jemari lentiknya meraih daguku untuk menatap ke arahnya. Sedangkan ia telah mengikis jarak kami menjadi sangat dekat.

"Siapa dia? Apakah lebih cantik dariku?"

"Urusi urusanmu sendiri"

"Oh, meneer marah sekarang."

Jari telunjuk Lady menari pada permukaan dadaku. Ia usap lembut sambil menghirup feromon yang menguar dari tubuhku.

Aku acuh dan lebih memilih membalas pesan yang sudah menunggu.

Lieve.

Omega cantik yang berhasil menyisirku dengan segala perangainya. Sepertinya dia sedang pamer jika ia telah menyerap sedikit demi sedikit bahasa Belanda. Aku mengulas senyum.

"Apakah dia orangnya? Apakah dia yang telah merebut meneer dariku?"

Lady merampas ponselku untuk membaca pesan antara aku dan V. Rupanya, ia sedang mengirimkan potretnya. Dan paras rupawan V berhasil mengacaukan suasana hati Lady.

"Apakah dia seleramu saat ini? Cih!"

"Kenapa memangnya?"

"Sepertinya dia masih sangat muda— dan polos"

Aku menyeringai.

"Aku menyukai tubuh polosnya di atas ranjangku, Lady. Dia sangat mempesona."

Manik omega wanita itu bergetar. Seolah menyiratkan betapa terusiknya ia dengan kehadiran V dalam kehidupanku.

"Kau pun mengatakan hal yang sama padaku saat kencan pertama kita. Kau bahkan berkata jika kau tak mungkin sanggup berjauhan sedetik saja dari tubuhku. Apa kau lupa?!"

• K R A C H T •  JINV • ABOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang