34 : 33

59 28 5
                                    

Sedari tadi Sarah memperhatikan Jessica yang berjalan mondar-mandir dengan raut wajah yang kebingungan. Sarah tak tahan lagi dibuatnya, perempuan itu menghembuskan nafas dengan kasar.

"Lo itu kenapa sih, Jess?" tanya Sarah dengan nada kesalnya, kedua tangan terlipat manis di dada.

Jessica yang semula mondar-mandir kini gadis itu menghentikan langkahnya. Ia menoleh ke arah Sarah dengan raut wajah yang terlihat panik.

"Kalian semua tadi liat-kan? Kanara sampai pingsan kaya gitu!" ucap Jessica tak tenang.

Anggel menghela napas kasar. "Ya terus, lo mau apa? Lo mau kita tanggung jawab dan memnbiarkan semua orang tau kalau itu perbuatan kita? Gila lo." Sahutnya.

"Kalian bisa bayangin nggak sih, kalau ada orang lain yang menyelamatkan Kanara dan parahnya lagi orang itu adalah orang terdekat Kanara apa nggak gawat? Kalau dia buka suara dan kalau kita di skors lagi bahkan dikeluarkan dari sekolah ini gimana?!" tanya Jessica.

"Jadi sekarang lo takut?" tanya Angel dengan raut wajah malas.

"Kalian semua tenang aja, hal itu nggak akan pernah terjadi." ucap Sarah menenangkan.

Angel dan Jessica menatap Sarah dengan raut wajah penuh pertanyaan. Mereka berdua berusaha mencerna perkataan Sarah barusan.

Sarah memikirkan ide licik yang ada di kepalanya, lalu wanita itu tersenyum simpul. "Gue tau siapa orangnya, dan gue bakal manfaatin orang tersebut."

"Coba kalian pikirkan, siapa orang terdekat Kanara yang paling sayang sama dia, dan bakal selalu maju paling depan kalau Kanara berhadapan dengan masalah?" lanjut Sarah, setelah pertanyaan itu keluar dari mulutnya, seketika bibirnya tersenyum tipis.

Angel dan Jessica saling melirik satu sama lain.

"MOZA?" mereka menjawab bersamaan.

"That's right. Gue bisa manfaatin Moza, dengan Kanara sebagai ancamannya. Kelemahan Moza cuman ada di Kanara, gue bisa ambil kesempatan itu dan dengan cara itu Moza bisa selalu digenggaman gue."

"OH MY GOD!"

"Kenapa lo baru kepikiran hal itu sekarang?"

Sarah mengabaikan kicauan dari dua sahabatnya. Gadis itu melirik jam yang berada ditangan kanannya dan tersenyum lebar.

"Permainan di mulai."

Sarah terdiam sejenak memikirkan semua rencana serta startegi agar Moza selalu berada di genggamannya. Setelah ia pikirkan matang-matang kini saatnya untuk menjalankan semua rencana tersebut.

Ketiga pembuat onar terlihat memijakkan kakinya pada kantin sekolah, mereka berjalan bersamaan sambil membawa sebuah paper bag kecil berwarna pink pastel yang berisikan sebuah undangan birthday party.

“Halo datang ya ke birthday party gue.” ucap Sarah sambil memberikan undangannya ke beberapa orang.

Mereka membagikan undangannya dengan cara berpencar.

“Halo datang ya.” ucap Jessica

“Jangan lupa datang ya.” ucap Angel.

Undangan yang berwarna hitam berpadu emas yang terlihat sangat elegan itu sudah dibagikan kepada hampir seluruh siswa siswi. Hanya tersisa beberapa undangan lagi.

Ketiganya berjalan mendekat ke arah meja dimana anggota Vals dan dua sahabat Kanara berada.

“Hello guys, kalian semua wajib datang ya ke birthday party sweet seventeen gue. Pokoknya kalian semua wajib hadir.” ucap Sarah.

SERENITYWhere stories live. Discover now