21 : 20

90 69 24
                                    

Hari yang semakin gelap menandakan malam akan tiba, semakin lama atmosfir semakin menyejukkan, dan angin semakin berhilir kesana dan kemari.

Andra sedang rapat organisasi di kampusnya, Andra merasa khawatir berulang kali melihat jam di ponsel. Kanara memang sudah dewasa tapi, tetap saja naluri seorang kakak yang merasa khawatir dengan adiknya.

Me :
Ra, udah malam jangan
kemana-mana ya, nanti gue pulang.

Kanara :
Iya kak.

Me :
Lo mau nitip sesuatu nggak?

Kanara :
Emm, Macaron aja ya kak.

Me :
Oke, sebentar lagi gue pulang.
Baik - baik di rumah.

Setelah mengetik pesan teks tersebut, Andra kembali fokus pada rapat organisasinya. Saat ini jam menunjukkan jam 7 malam.

Selang satu jam kemudian, semua urusan Andra di kampus telah selesai. Andra pergi ke mini market dekat perempatan yang jaraknya beberapa meter dari kampus.
Andra mendapatkan macaron kesukaan Kanara, matanya berbinar untuk sesaat. Menyadari hari yang semakin larut, Andra segera mengendarai mobilnya.

Namun, dari arah sebaliknya terdapat truk besar yang berjalan ugal-ugalan.
Matanya memicing saat ada sesuatu yang menyilaukan, sorot lampu dari kendaraan besar itu memburamkan pandangan Andra.

Andra panik seketika saat truk besar itu sudah menghantam bagian depan mobilnya. Di detik terakhir, laki-laki itu tersenyum tipis, sebelum akhirnya semuanya menjadi gelap.

Maafin kakak, Ra. Maaf gagal bawa pulang macaron kesukaan Kanara.

...

Kanara sedang makan malam sendirian, berulang kali ia menatap ponselnya dan belum ada balasan dari kakaknya.

"Tumben, pulangnya lama banget." ucapnya.

Tenggorakan Kanara terasa tercekat, ia segera meminum air putih sebanyak-banyaknya. Beberapa saat berikutnya Kanara merasa firasatnya tidak enak.

"Semoga kak Andra pulang dengan selamat." lirihnya.

Ponsel Kanara bergetar, dahinya mengerenyit bingung. Dengan ragu, dia mengangkat telfon tersebut.

"Halo, benar dengan Mbak Kanara? Maaf sebelumnya Mbak Kanara siapanya pasien ya? Oh, iya. Kami menemukan handphone ini di saku celana pasien," ucap seorang wanita di sebrang sana dengan tergesa.

"Pasien? Ya, saya Kanara. Maaf, pasien yang anda maksud siapa ya?" jantung Kanara berdegup hebat.

"Andra Putra Pranata, beliau adalah pasien kecelakaan."

Jantung Kanara seperti mau copot saat itu juga, dengan pakaian yang seadanya gadis itu segera mengendarai motor Ducati milik kakaknya dengan perasaan khawatir.

"Maaf kak, lagi-lagi lo celaka. Pasti ini gara gara gue minta beliin macaron kan?" ucap Kanara menyalahkan dirinya sendiri.

Kaki Kanara berlari menuju resepsionis Rumah Sakit.

"Pasien bernama Andra dimana, Sus?" tanya Kanara dengan napas yang tercekat.
"Andra? Pasien kecelakaan, masih ada di ruang IGD." jawab Suster tersebut.

SERENITYWhere stories live. Discover now