22 : 21

87 78 8
                                    

Satu hari setelah pemakaman Andra, Kanara masih terlihat lesu dan tak bersemangat. Kali ini Kanara tidur di kamar Andra lagi.

Nara membuka matanya dan memperhatikan sekeliling kamar, lalu ia menghembuskan napas perlahan. Kanara merasa lapar, akhirnya dengan berat hati Kanara keluar dari kamarnya untuk sarapan.

"Udah bangun, Ra?" tanya Rissa yang sedang menyiapkan sarapan.

"Iya mah." Kanara menjawab apa adanya sambil tersenyum sedikit.

"Welcome home! Kangen banget gue sama rumah ini!" teriak Sarah dari ruang tengah, yang suaranya sampai ke dapur.

"Kemarin dia ikut ke pemakaman kak Andra, mah?" tanya Kanara sambil menyantap bubur sereal nya.

"Iya. Mulai hari ini Sarah akan tinggal di rumah kita untuk seterusnya, kamu nggak keberatan kan, Ra?" tanya Rissa.

"Nggak sih mah." jawab Kanara apa adanya.

Sarah menuju ke dapur untuk ikut makan bersama, jika di lihat-lihat raut wajahnya tampak senang sekali. Kanara sedikit tidak suka melihatnya. Apa tidak bisa menunjukkan wajah sedih?

"Hai, Ra. Congrats ya! Katanya lo sebentar lagi mau tunangan sama Andika." ucap Sarah dengan wajah yang sangat riang.
Kanara hanya merespon Sarah dengan menganggukki kepalanya dan tersenyum kecil.

"Karena gue saudara lo, gue mau ngasih tau dengan senang hati kalau gue naksir sama Moza!" ungkap Sarah.

Sarah sengaja bersikap seperti itu, karena mengetahui kalau keduanya dekat. Sarah berencana untuk memisahkan keduanya secara perlahan.

Kanara tersentak mendengar pengakuan dari Sarah, Kanara sepertinya harus berhati-hati dengan Sarah kali ini. Terlebih lagi Kanara sudah tidak punya keluarga kandung yang bersama dirinya.

"Ra, rencananya kan tahun depan setelah Andra wisuda dia yang akan menjalankan perusahaan, tapi takdir berkata lain. Jadi, seterusnya mama yang harus menjaga perusahaan seperti biasa. Kalian harus akur ya kalau mama sedang sibuk." nasihat Rissa.

"Aku nggak bakal macam-macam kalau Sarah nggak duluan nyenggol." celetuk Kanara.

"Maksud lo apa?! Maksud lo gue suka nyari masalah gitu hah?" ujar Sarah tak terima.

"Lo nggak ngaca apa, Sar?" sahut Kanara.

"NARA DIAM!" Bentak Rissa.

Kanara terkejut mendengar Rissa membentak dirinya, padahal bertahun-tahun hidup Rissa tidak pernah sama sekali membentak Kanara.

"Mah?" Kanara merasa asing dengan perlakuan Rissa barusan.

"Dengarkan mama dulu, kamu kan belum cukup umur untuk menjalankan perusahaan, jadi mama yang menjalankan seperti biasa." ucap Rissa terus terang.

Sejujurnya Kanara merasa tidak apa-apa kalau Rissa menjalankan perusahaan Pranata, toh sudah bertahun-tahun setelah Papa meninggal, mama Rissa yang menjalankan perusahaan.

Yang Kanara tidak bisa terima adalah perlakuan Rissa barusan yang membentak dirinya. Terlebih didepan Sarah, si rese!

Kanara pergi ke kamar Andra hendak istirahat, untuk beberapa hari kedepannya Kanara memilih untuk di kamar Andra sementara, bayang-bayang Andra masih memenuhi kamarnya.

"Lo ngapain di sini?" tanya Kanara, gadis itu membelalakkan matanya saat melihat Sarah merebahkan dirinya di kasur Andra.

"Lo nggak liat gue lagi rebahan, Ra?" sahutnya dengan asal.

"Lo ngapain di kamar kakak gue?!" Kanara menaikkan nada bicaranya.

"Gue mau kamar ini jadi milik gue, kamarnya luas. Bagus juga." jawab Sarah seenaknya.

SERENITYWhere stories live. Discover now