02 : 01

227 157 25
                                    

Kamis, 08 November 2021, tepatnya hari sebelum hari terakhir sekolah, sebelum dua hari berikutnya diisi dengan bermalas-malasan. Sama halanya dengan SMA Serein, salah satu SMA yang terletak di Ibu Kota. Pagi hari itu seluruh siswa sudah memenuhi kantin. Ya! Ini adalah jam istirahat, namun ada satu gadis yang lebih memilih untuk pergi ke ruang Bimbingan dan Konseling.

Namanya Kanara. Kanara Putri Pranata, gadis pemilik tubuh tinggi dan ramping, sebagian orang bahkan mengatakan "Ideal itu tubuhnya Kanara," gadis pemilik senyum yang sangat manis, ditambah lesung pipit menambah kadar kecantikannya berlipat-lipat. Hidup dengan serba kecukupan tak menjadikannya menjadi gadis hedon metropolitan.

Kanara sedang berada di ruang BK. Tidak, bukan seperti murid nakal pada umumnya yang keluar-masuk kedalam ruang BK karena kasus, gadis itu justru membantu guru-guru mencatat nama-nama murid yang bermasalah.

"Dia lagi, dia lagi, emangnya enggak bisa ya dia enggak bolos sehari aja?" Kanara sedikit mendecih pelan, setelah membaca nama dan melihat foto seorang siswa yang membuatnya menghafal namanya. Iya! Dia terlalu sering masuk ruang BK.

Setelah dirasa jam istirahatnya telah habis, dan bunyi bel pelajaran selanjutnya telah berbunyi, Kanara segera meninggalkan ruang BK.

"Eh-eh-ehh.. mau pergi kemana lo?!" Kanara bersikeras untuk menghadang laki-laki yang ada di depannya.

"Apaan sih ni cewek? Nggak usah menghalangi jalan gue," Jawab Moza. Laki-laki yang sedang menjadi lawan bicara Nara.

"Gue tau lo pasti mau bolos kan? Kali ini nggak bakal bisa! Asal lo tau ya, tangan gue udah pegel banget setiap hari nyatetin nama lo di ruang BK!" ucap Kanara setelah melihat wajah siswa di depannya sangat familiar. Jangan lupakan intonasi Kanara yang sudah tidak bisa dikontrol. Matanya pun menatap tajam lawan bicaranya.

Moza berjalan mendekati Nara, membuat gadis itu berjalan mundur hingga badannya terhimpit di dinding. Moza menatap intens bola mata Nara, membuat Nara meneguk salivanya. Bukankah tadi Kanara yang memberikan tatapan intimidasi pada Moza? Tapi sekarang ... Moza menjauh sedikit, pandangannya turun ke bawah.

"Oh ya, Ka-na-ra?" Moza mengeja nametag gadis dihadapannya dengan tatapan yang mampu membuat Kanara menahan napasnya. Perlakuannya membuat Kanara semakin serba salah. Moza tersenyum miring dan meninggalkan Kanara begitu saja.

"Ughh. Nyebelin banget sih!" Makinya.

Laki-laki yang habis berdebat dengan Nara itu sedang bolos sekolah rupanya! Ia dengan beberapa kawan-kawannya keluar dari area sekolah. Bunyi bising yang berasal sari kendaraan mereka, membuat satpam yang sedang mengantuk refleks membelalakkan mata terkejut.

"Woi, bolos lagi ya? Awas ya kamu jangan harap bisa balik lagi!" teriak Pak Idrus, sambil berlari. Berupaya untuk mengejar mereka, namun percuma. Bayangkan saja? Kaki seorang pria yang tak lagi berusia belasan sedang berusaha mengejar rombongan sepeda motor, bukankah percuma? Okelah, namun setidaknya Pak Idrus sudah berusaha.

"Good bye, Pak Idrus," ledek Michael. Sambil membuat gerak tangan kiss bye. Membuat satpam yang bernama Idrus itu bergidik ngeri.

Tak butuh waktu lama untuk menuju ke tempat bolos mereka. Letaknya di persimpangan jalan yang jaraknya hanya satu kilometer dari sekolah. Tempat inilah yang menjadi persembunyian mereka dikala bolos sekolah. Bukan apartemen mewah atau restoran, hanya sekedar warung biasa. Yaitu, warung Bu Sumi!

Disinilah tujuh orang anggota inti VAGOLS HEPLPERS atau yang biasa disapa Vals berada. ketujuh orang itu adalah Moza, Michael, Aji, Prasetyo, Kevin, Devano, dan Rios.

"Gue yakin si Moza bisa menang taruhan dari Rios." ucap Aji. Ya, dia memang suka mengatakan hal random seperti itu.

"Yoi, gue juga udah feel sih. Lagian cewe mana yang gak tertarik sama Moza?" tambah Kevin yang sedang berada di samping Michael. Ia melemparkan tatapan tengil ke arah Moza.

SERENITYWhere stories live. Discover now