"Aku akan berusaha"
"Oh ya, satu hal lagi V"
"Ya?" Satu alis milik V terangkat naik.
"Jin menyukai penampilan barumu. Aku mengambil gambarmu diam-diam untuk dikirimkan padanya. Kurasa, kau tak akan selamat malam nanti"
V menyembunyikan wajahnya yang terbakar di balik kedua telapak tangan membuka lebar. Sedangkan Hoseok begitu menikmati suasana dan makanannya.
,
,
"M-meneer-" kata itu terputus dengan nafas terengah ketika bibir dan lidah seorang lain sedang menikmati kurva leher jenjang miliknya. Kedua kakinya menutup rapat dengan remasan kuat pada jas sang alpha saat satu gigitan kecil menjadi akhir cumbuan singkat.
V baru saja tiba di markas The Black Diamond dan Jin menyambutnya dengan satu pelukan hangat.
"Kau cantik sekali" bisik sang alpha pada cuping si omega.
"T-terima kasih"
"Temani aku makan malam, V"
Jin membawa omeganya menuju meja makan yang sudah di penuhi berbagai masakan. Ia meminta pemuda cantik itu untuk duduk di atas pahanya seperti biasa.
V tak menolak. Ia mencoba membiasakan hal ini meski rasa gugup menyeruak.
Kemeja satin putih tipis yang dikenakan sebenarnya yang membuat ia merasa risih, sebab pakaian tersebut membuat titik pusat pada dadanya terlihat jelas. Dan, Jin mengetahui hal itu.
"Apa kau tak nyaman dengan kemejamu?"
"Eung- sedikit" jawab V malu-malu.
"Tapi aku suka. Sebab benda ini mampu membuatku bergairah" ucapan itu berakhir dengan cubitan gemas mendarat tepat pada satu titik pusat dada milik V.
"Angh!" satu desah lolos. V menggigit bibirnya kesal. Namun Jin justru terlihat menyukainya.
"Aku suka suaramu, V. Mendesahlah, manis. Kau tak perlu malu, karena aku menyukainya"
Satu anak kancing berhasil diloloskan dari lubangnya oleh jemari Jin.
"M-meneer..."
"Sssstt, aku ingi mendesah untukku."
Jin tahu V masih malu jika ia menanungi tubuhnya di atas meja makan dan berhadapan dengan anak buahnya. Alhasil, alpha tampan itu membawa omeganya menuju kamar dengan gendongan bak koala.
"Biarkan aku menikmatimu lebih dulu, Lieve. Kau tak keberatan bukan?"
V mengangguk kecil. Ia melingkarkan lengannya erat pada leher sang alpha. Jantungnya berdegup kencang ketika ia menatap paras sempurna sang kepala mafia dalam jarak sedemikian dekat.
Sebelumnya memang pernah ia berada di posisi sekarang, namun saat itu berbeda situasi. Sendirinya masih berada dalam penolakan besar.
"Bawa makan malamku dan V ke dalam kamar!" perintah tegas itu segera di laksanakan para pelayan markas sebelum si empu memasuki singgasananya.
Kecupan demi kecupan mendarat pada leher jenjang V hingga tulang selangka. Sedangkan sang omega hanya mampu bergerak gelisah dengan desah tertahan.
"Mendesahlah, Lieve!"
"M-meneer-"
"Just Jin- tanpa embel-embel lain"
V mengangguk.
Jin membawanya ketepi ranjang dan menjatuhkan tubuh keduanya perlahan. Satu per satu fabric yang melekat kini beruraian di atas lantai, meninggalkan si empu yang saling menyentuh di atas ranjang.
"V, kau sangat indah"
Ruangan gelap dengan sinar rembulan yang menembus kaca celah kamar menjadi saksi peraduan panas malam itu. Tak ada isak tangis maupun jeritan pilu, melainkan hanya lenguh lirih dengan remasan erat pada kain sprei di bawah tubuh sang omega.
Meski V selalu menghindari kontak mata dengan Jin, sendirinya tak menampik jika ia mampu menikmati penyatuan tubuh kali ini. Ia merasa pusing dengan gelenyar panas yang kian membelenggu. Bibirnya pun tak jemu melenguh manja sebab sentuhan lembut namun panas yang Jin lakukan pada setiap lekuk tubuhnya.
"Oh-Jin!" seruan itu terputus ketika raganya bergerak naik turun akibat gerakan statis pinggul sang alpha memenuhi rektrumnya.
"Lieve!"
Surai berantakan keduanya telah sepenuhnya basah akan butiran keringat. Tak jauh berbeda dengan permukaan kulit yang terus bergesekan tanpa henti meski waktu tak jemu berputar semakin larut.
Kedua raga saling bertaut erat di atas ranjang dengan nafas saling berkejaran menjadi gambaran betapa intimnya peraduan mereka. Hingga tubuh sang omega membeku sebelum menggelinjang hebat dengan kepala menengadah sambil berseru nyaring ketika sendirinya berhasil meraih kenikmatan untuk pertama kali.
Tak jauh berbeda dengan Jin. Sedikitpun ia tak menggeser tubuhnya menjauh demi membagi kehangatan dan kenikmatan selepas peraduan keduanya. Berkali kali ia menghujani paras ayu V dengan kecupan ringan- sampai si empu mengalihkan pandang sebab rasa malu yang masih tinggal.
"Lieve..." panggil Jin dengan suara dalam.
"A-aku malu"
"Tatap aku"
Jemari sang alpha membawa dagu si omega untuk mempertemukan keempat iris mereka. Untuk pertama kali, keduanya saling menatap satu sama lain tanpa adanya jarak.
Untuk pertama kali, keduanya menyelami satu sama lain selepas pergulatan ranjang mereka.
"Lieve, kau sangat cantik"
Untuk beberapa sekon tak ada jawaban atas pernyataan manis tersebut. Sampai-
Bunyi perut kosong dari V terdengar nyaring.
"Jin, aku lapar"
To be continued...
Halo, apakabar?
Bagaimana chapter kali ini? 😌😂
Maaf aku telat update ya.
Terimakasih sudah mampir + ninggalin jejak.
Sarangek 💜
26-11-2021
KAMU SEDANG MEMBACA
• K R A C H T • JINV • ABO
Fanfiction• When the mafia fights for the position and love • -6th book- TAGS : -Dark Fiction -ABO-VERSE (ALPHA, BETA, OMEGA) -MPREG (Male Pregnant) -Romance -Action + Gore -Happy/Sad Ending -Death Chara -Written in Indonesian, English and Dutch TRIGGER WAR...
• B E G I N •
Mulai dari awal
