V tersenyum kecut.

"Mari, sambil nikmati makanannya!" seru yang lebih tua.

Pipi V menggembung saat satu buah sushi memenuhi rongga mulut. Irisnya berbinar riang karena rasa nikmat pecah seketika saat rahangnya bergoyang. Setidaknya, rasa tak nyaman akibat sekelumit cerita tadi sedikit terobati.

"Enak sekali"

Hoseok terkekeh.

"Habiskan! Isi perutmu sampai kenyang sebelum menyambut meneer-mu nanti"

Kedua pipi V seketika memerah ketika mendengar kata Meneer. Ia menunduk malu dengan bibir tergulung kedalam. Omega yang lebih tua tentu menangkap reaksi tersebut. Maka ia berkata-

"Jujur saja, Jin sangat tampan bukan?"

"Eung-"

Anggukan lamban akhirnya terjadi setelah reaksi beku selama beberapa detik. Sang omega mafia berdehem.

"Layani dia dengan baik, V. Kapan lagi kau bisa satu ruang dengan Alpha tampan dan kaya raya setara Jin. Aku berkata yang sebenarnya by the way"

"Aku rasa kau benar"

V meremas sumpit yang ia genggam. Pipinya serasa terbakar ketika bayang sang Meneer melintas dalam fikir.

Jika ia tak salah memperhatikan, Alpha tampan itu memiliki manik kelam namun berbinar tajam. Dahinya lebar dan sangat berkilau. Hidungnya bangir dengan pipi tirus. Dan satu lagi, bibir gemuk bewarna merah menjadi daya tarik tersendiri kala si empu mengucap sepatah kata.

V tenggelam dalam lamunannya sendiri. Ia sibuk mencari bagian menarik dari sang alpha tampan sampai sendirinya tak menyadari jika Hoseok berulang kali memanggil namanya.

"V!"

"Ah, iya?!"

"Sepertinya kau rindu meneer-mu"

V menggigit bibir bawahnya tipis.

"B-bukan begitu" Suhu tubuhnya berubah menjadi dingin dengan detak jantung berpacu cepat.

"Sebaiknya segera habiskan makananmu. Aku rasa meneer-mu pun merasakan yang sama sepertimu"

Omega cantik itu mengangguk malu dengan kedua pipi semerah kepiting rebus.

"Bolehkah aku bertanya satu hal lagi?"

"Tanyakan saja. Kau sudah menjadi bagian dari keluarga kami"

"Siapa nama omega yang selalu sinis terhadapku? Apakah ia pernah tidur juga dengan meneer?"

Hoseok tersedak wasabi. Jemarinya menyambar teko berisikan teh hijau hangat di atas meja dan meminumnya langsung dari tempatnya.

"Maaf" cicit V berselimut rasa bersalah.

"Bukan salahmu. Tenang saja"

Setelah mengusap bibirnya yang belepotan, Hoseok menarik nafas dalam-dalam.

"Dengar, omega itu bernama Jimin. Dia sebenarnya baik hanya saja memang sikapnya suka mendominasi. Setahuku, dia bukan selera Jin walaupun aku pernah menangkap keduanya berciuman di dalam kolam renang dalam keadaan telanjang bulat"

Ting!

Bunyi sumpit berdenting nyari saat bertabrakan dengan piring keramik. V membuang wajahnya ke arah lain. Ia sungguh merasa tak nyaman mendengar perihal ini.

"Kau tak perlu khawatir, Yoongi adalah kekasihnya. Maka dari itu, layani Jin dengan baik, V. Aku percaya padamu"

Merasa mendapat dukungan, senyum tipis terbit dari bibir tipis V.

• K R A C H T •  JINV • ABODonde viven las historias. Descúbrelo ahora