• B E G I N •

Start from the beginning
                                        

V menutup wajahnya yang berurai air mata dengan kedua telapak tangan. Tangisnya meledak didalam sana. Bahunya berguncang naik turun dengan nafas sesenggukan. V terlihat sangat kacau, berbanding terbalik dengan sebelumnya.

Hoseok memejamkan kelopaknya dalam beberapa detik sambil menunduk. Secara tak langsung, ia turut merasakan luka dan kesedihan yang di alami oleh V. Omega cantik itu masih terlalu muda untuk memikul kenyataan pahit ini.

"V~ aku mengerti perasaanmu. Aku sangat mengapresiasi apa yang kau utarakan. Kau hanyalah korban. Kau tak sepatutnya menanggung ini semua."

V mengusap wajahnya yang basah dengan tissu kering. Hidungnya memerah dengan kelopak mata bengkak. Sesenggukan masih tersisa disana meski kali ini ia terlihat lebih tenang dari sebelumnya.

"Kehidupan yang sebenarnya sedang terjadi. Kau tak bisa lari untuk menghindar. Kau harus menghadapinya untuk tetap bertahan. Segalanya memang tak pernah mudah tapi percayalah, kau sedang di bentuk menjadi pribadi yang lebih dewasa."

"Nyatanya kau masih bisa berdiri tegak dengan kedua kakimu meski kau di hajar dengan situasi tak mengenakkan bertubi-tubi. Kau luar biasa, V. Aku sungguh mengapresiasi upaya kerasmu"

"Jika kau meminta saran dariku mengenai langkah apa yang harus kau lakukan, aku hanya akan menyarankan untuk menikmati dan menjalani saja apa yang ada di hadapanmu saat ini."

V mengerutkan dahinya dalam.

"Logika saja. Aku tak suka yang muluk-muluk. Jangankan uang, satu keahlian saja kau tak punya selain parasmu yang melebihi batas. Lalu darimana kau bisa bertahan hidup di Amsterdam tanpa mengandalkan kebaikan Jin? Mari berpikir denganku."

"Jika kau jadi kau, maka aku akan menerima semuanya dengan hati lapang dan menjalani kehidupanku yang baru. Sebab tak ada yang bisa kujadikan pijakan. Kau mengerti?"

V mengangguk ragu walau sebenarnya ia turut setuju.

"Jin tidaklah sekejam itu. Percayalah. Dia juga yang memberiku kehidupan layak seperti sekarang. Berlian. Saham. Tahta. Bahkan Uang bukan lagi benda yang menggiurkan. Asal kau tahu, dia yang membayar jaminan pada negara agar aku menghirup udara bebas. Aku tak menampik bila hidup di bawah kendali Jin memang tidak mudah. Kau dituntut tanpa batas dalam segala hal. Tapi, kehidupan layak ini sebanding dengan lelahku. Bahkan lebih"

Para pelayan datang dengan membawa nampan penuh makanan. Keduanya mengunci bibir masing-masing sampai kudapan yang dipesan tekah ditata dengan apik di atas meja.

"Jadi, aku harus menikmatinya?" V menyambung kembali konversasi setelah pelayan pergi.

"Tentu saja. Tidak ada pilihan lain"

Hoseok menuang sake kedalam dua cawan kecil. Lalu menenggaknya satu sampai habis. Sedangkan V, ia mengedarkan manik pada barisan makanan mahal di depannya. Bibir dan lidahnya mencecap kosong dengan tatap lapar.

"Jin tak pernah berlaku demikian selain pada dirimu, V. Dia tak tidak suka hubungan yang terikat. Itu sebabnya walau usianya sudah matang dia memilih sendiri. Jin tak ingin menjalin hubungan apapun dengan omega yang menurutnya akan menjadi penghalang kesuksesan yang ia raih. Sekalipun saat bersama Lady"

"Lady?" Kedua Alis V bertaut.

"Salah satu omega wanita yang pernah dekat dengannya. Tetapi berkahir begitu saja"

Bibir tipis V membulat dengan kepala mengangguk. Namun dalam hatinya ada celah rasa tak nyaman ketika nama omega lain disebut pernah mengisi kekosongan Jin.

"Apa itu artinya mereka pernah-"

"Tentu saja. Hubungan ranjang tak pernah lepas dari kehidupan Jin."

• K R A C H T •  JINV • ABOWhere stories live. Discover now