Begitu menggemaskan.
Hal ini membuatku bertanya-tanya, apakah itu kebiasaannya? Jika ya, maka hanya aku yang boleh menyaksikan tingkah menggemaskan tersebut.
"40% dari total kekayaanku akan menjadi milikmu secara sah jika kau konstan berlaku baik dalam menemaniku. Perhatikan juga hal-hal yang tak kusukai. Itu menjadi tugasmu!"
"Tapi- sebaliknya. Jika kau berkhianat, maka aku sendiri yang akan menghabisimu"
Lehernya bergerak seakan ia sedang menelan ludah saat penjelasanku berakhir.
"Apakah ada masa uji cobanya?"
Satu kali lagi, dia bertanya sambil berkedip dengan polosnya. Aku ingin menggigit pipinya saja!
"Tidak" jawabku singkat dengan seringai pada bibir. Aku ingin tahu reaksinya bagaimana setelah itu.
"Ah, begitu ya."
Jemari lentik V bergerak mengambil lembaran lain dan kembali membaca dengan seksama. Dahinya berkerut dalam bersamaan bibir yang mengerucut lucu saat dia menjumpai satu kalimat lain.
"Perjanjian ini berlaku sampai Meneer memutuskan untuk mengakhiri sendiri? Benar begitu?"
Satu alisnya terangkat naik.
Kubenahi posisi dudukku menjadi tegap seraya menyatukan kesepuluh jari erat.
"Benar. Apa kau keberatan?"
"Tidak. Tapi aku tak yakin kau akan bosan dalam waktu dekat- ooops!"
Jari lentik V berdiri tepat di depan benda kenyal yang konstan mengkilat bewarna merah jambu. Seakan menjatuhi hukuman akibat kelewat banyak mengucap kata. Aku menggulung senyumku agar tak menampilkan barisan gigi.
Perlahan kepribadian asli V mulai muncul kepermukaan. Tingkahnya tak lebih dari seorang remaja yang masih menuntut ilmu. Hampir saja aku lupa jika usia kami terpaut jauh.
Sepuluh tahun.
Dia masih sangat muda.
Energik.
Ekspresif.
Jadi, wajar saja bukan?
"Aku tidak akan bosan denganmu. Jadi, bagaimana?" Sengaja bagiku berkata demikian sambil memangku dagu dengan tangan di atas paha.
V terlihat gugup. Iris gelapnya berlarian tak menentu dengan lengkungan bibir yang di paksa naik.
Gemas.
"Oh, tidak masalah Meneer! Tapi apakah aku boleh meminta sesuatu nanti?" Kesepuluh jarinya menggenggam erat pena. Seolah benda mati itu mampu memberinya kekuatan.
"Semisal? Katakan saja"
"Eung-"
Lagi, bola matanya menengadah. Kali ini di barengi dengan pena menempel pada dagu. Apakah dia tidak sadar jika apa yang dia lakukan membuatku ingin memakannya saat ini? V tak ubahnya seperti gumpalan permen kapas warna warni.
Wajahnya cantik nan bersih. Bulu matanya panjang, juga lentik. Rahangnya tegas dan berdagu lancip. Ia semakin sempurna dengan hidung bangir dengan bentuk bibir menyerupai hati.
Tubuhnya kecil dengan pinggang ramping. Kulitnya sangat halus di hiasi barisan bulu-bulu tipis. Satu daya tarik lainnya adalah jemarinya yang begitu panjang juga lentik. Satu lagi, suara dalamnya yang khas menjadi melodi terindah yang baru kutemui.
Kepribadiannya membuatku gemas meski ada ketangguhan tersembunyi. Jika tidak, mana mungkin sendirinya berani melarikan diri dari markas. Tekadnya pun tak bisa di anggap enteng.
YOU ARE READING
• K R A C H T • JINV • ABO
Fanfiction• When the mafia fights for the position and love • -6th book- TAGS : -Dark Fiction -ABO-VERSE (ALPHA, BETA, OMEGA) -MPREG (Male Pregnant) -Romance -Action + Gore -Happy/Sad Ending -Death Chara -Written in Indonesian, English and Dutch TRIGGER WAR...
• B E G I N •
Start from the beginning
