• B E G I N •

Start from the beginning
                                        

"M-meneer...."

Suara V bergetar saat genggamanku perlahan membuat jarak. Aku baru menyadari kelembutan di setiap jemari lentiknya. Seperti sutera- tanpa cela. Sengaja ku lepas sebab kini aku memilih berdiri membelakangi, untuk melepas kain yang menghalangi pandangannya. Ku rengkuh sejenak tubuh kurusnya dengan melingkarkan kedua tanganku sebatas dada. Ku hirup feromon manis yang menguar pada belakang telinga V. Ku sematkan satu kecupan disana setelah menyapukan lidahku dalam beberapa detik.

Dia benar-benar manis.

Tak butuh banyak tenaga baginya untuk membangkitkan gelenyar panas dalam tubuhku.

Aku suka itu.

V sendiri tak menghindar- pun tak meremas lenganku yang melingkari dadanya. Ia hanya mematung dengan desah tertahan. Bisa kulihat dari caranya menelan ludah saat bibir indah itu terbuka.

Jika saja Hoseok tak disini, mungkin aku sudah menerkam omegaku. Menikmati setiap jengkal darinya yang selalu membuatku mabuk- tentu aku tak ingin berhenti.

Detik selanjutnya, satu tarikan kebelakang pita merah yang membelenggu penglihatannya terkulai di atas lantai. Omegaku mengerjap sejenak sebelum menjatuhkan rahang seraya mengedarkan pandang.

"M-mener!"

"Yes, Lieve! Apa kau menyukai kamar baru kita?"

Bisikku lembut tepat di depan cuping.

V mengangguk keras. Ia memutar tubuhnya untuk menghadapku- memelukku erat. Wajahnya mengusal pada ceruk leherku serta satu remasan erat pada jas bagian belakang.

Kau tahu, aku merasa dadaku seakan di penuhi letupan kembang api yang menyala-nyala, sampai aku kepayahan mengais udara dalam beberapa detik sebelum jemariku merengkuhnya erat.

Wah, rasa ini sangat aneh. Mungkin berpeluang besar mampu membunuhku detik demi detik.

Deheman dalam dari Hoseok menyadarkan masing-masing dari kami. Lantas, kami menyudahi pelukan singkat ini dan segera mengekori Hoseok untuk menuju meja dengan berkas-berkas yang sudah ia siapkan.

Kami duduk bersebrangan dengan salah satu anak buahku. Sendirinya mengukir senyum lebar pada wajah sebelum berkata-

"V, welcome to the Black Diamond. I know, since the first time you've been here we ain't welcoming you nicely. But now, Jin want to welcoming you by big offer"

V melebarkan retinanya yang kelam. Bisa kulihat sedikit ketertarikan disana.

"Seems you were excited, weren't you?"

"I think so."

Aku menyandarkan punggungku pada sofa kamar kami sebelum menggantung satu kakiku di atas paha. Mendengar suara V membuat runguku candu, layaknya melodi. Maka, ku pejamkan kelopakku sejenak.

"Here is, V. Read it clearly before you sign it!"

Jejeran kertas berpindah tempat untuk di baca seksama oleh V. Aku memasang seringai pongahku saat omega manis di sampingku melantangkan suaranya ketika ia masih terbelalak dengan sebaris kalimat disana.

"40% kekayaan Meneer menjadi milikku? Apa ini serius? Maksudku, apa tidak beelebihan?"

Hoseok terkekeh- kelopaknya membentuk bulan sabit sambil mengangguk.

"Kau bisa menanyakan langsung pada Meneermu, V"

V menoleh kearahku dengan bola mata membulat lucu. Seolah ia menantikan banyak penjelasan dariku. Dia seperti seekor anak anjing yang sedang menunggu makanan ringan dari majikannya.

• K R A C H T •  JINV • ABOWhere stories live. Discover now