• L I E V E •

Start from the beginning
                                        

"Aku bingung" ucapku asal.

"Setahuku, gairah Jin terbilang tinggi. Maka aktivitas ranjang dan organ reproduksinya bekerja maksimal padamu bukan? Dia memiliki stamina di atas rata-rata. Sebab itu kau harus rutin mengecek kondisimu dan bumbum-mu. Aku yakin kau bekerja keras semalam. Hihihi"

"Kenapa kau tahu?"

"Sebab Joonie pun demikian. Ayolah, hal itu terbilang biasa bagi seorang Alpha. Apalagi mendekati masa rut-nya nanti, kau harus siaga dalam kondisi bugar"

Ya ampun, aku malu mendengar penjelasan detil darinya. Tapi aku penasaran dengan serangkaian pengecekan kesehatanku dan ingin mengetahuinya lebih.

Sampailah kami pada ruang dokter Sam di lantai 2 basement. Ia menyambutku dengan ramah sambil membungkukkan badan.

"Selamat datang, Tuan V"

"I-iya dokter"

Aku sedikit gugup.

"Silahkan dimulai pemeriksaannya. Meneer sangat antusias menunggu hasil laboratoriumnya nanti. Pastikan bumbum-nya baik-baik saja, dok. Semalam ia bekerja keras"

Aku mencubit kengan Hoseok keras-keras. Bukannya sakit, ia malah tertawa lagi.

"Tenang, V. Hal lumrah terjadi disini. Kau tak perlu malu."

Maka dengan satu tarikan nafas panjang aku mengambil duduk pada sisi ranjang periksa dan membaringkan tubuh. Dalam situasi demikian aku berusaha mengingat perangai lembut meneer-ku untuk menghalau rasa gugup berlebihanku.

Meneer :(

,

,

Tiga jam sudah sesi pemeriksaan kesehatan kulalui. Aku mendapatkan satu vaksin dan dua tambahan suntikan serum yang katanya untuk menstabilkan staminaku. Aku menurut saja. Toh tak mungkin mereka membunuhku dengan suntikan itu.

Aku bersiap akan mengikuti kelas bahasa Belanda yang akan di pandu oleh Hoseok secara langsung. Maka, aku berlari kecil menuju perpustakaan untuk mengambil satu buah buku kosong dan pena. Aku harus mencatat.

Hatiku berpendar senang sebab rasanya seperti aku berkuliah kembali. Namun seseorang menabrakku dari arah berlawanan hingga aku tersungkur ke atas lantai.

"Aaawh!"

"Maaf! V?!"

Suara tak asing menyapa runguku bersusul satu uluran tangan darinya.

"Terimakasih. Jungkook?!"

Aku memekik senang ketika kudapati sosok yang menabrakku adalah teman selama kami menjadi budak disini.

"V!! Ah, memang benar kau!"

Aku memukul lengannya main-main. Terasa keras.

"Apa maksudmu? Tentu saja ini aku"

"Kau semakin cantik, V!"

"Apa kau menggodaku, huh?!"

Kami terkekeh sebelum memutuskan untuk berjalan berdampingan bersama.

"Kenapa kau terburu-buru tadi?" tanyaku lebih dulu.

"Ah, aku akan ada kelas membidik setelah ini."

Aku mengangguk.

"Kau benar-benar sangat cantik, V. Penampilanmu sangat berubah. Apalagi anting berlian itu, wow! Sangat berkilau. Seperti wajahmu!"

Jungkook terus membual. Maka aku membalasnya dengan mendecak malas.

• K R A C H T •  JINV • ABOWhere stories live. Discover now