• L I E V E •

Start from the beginning
                                        

"Lieve!"

Aku terkejut saat Jin menekuk kedua lututnya untuk menyamakan tingginya denganku. Ia mengusap pipiku dengan punggung jari seraya berkata

"Pakai bajumu. Kita bisa melakukannya nanti lagi, okay? Kakimu sudah tak kuat menahan bebanmu sendiri"

What?! Jadi dia berpikir jika aku ingin bercumbu lagi?! Yang benar saja. Tapi bukan salahnya, sebab aku memang memikirkan hal itu. Dicumbu dengan alpha sesempurna Meneer adalah hal yang luar biasa.

Jika saja aku masih berkuliah, mungkin aku akan sengaja memamerkan ruat pekat pada dada dan leherku saat ini.

"Lieve?! Darling?!"

Meneer menjentikkan jarinya di depan wajahku.

"Pakai bajumu. Ayo kita sarapan. Kau harus mengisi perutmu dengan banyak protein hari ini."

"M-meneer"

"Ya?"

"Bisakah kau memelukku sebentar? Aku merasa dingin" Sungguh aku tak tahu harus berkata apa lagi.

Jin terkekeh.

"Such a cutie puppy! Should i call you puppy than Lieve?"

,

,

Meneer menggendongku untuk keluar dari kamar kami. Hoseok dan Namjoon yang lebih hadir dulu di ruang makan melempar tatap ke arah kami. Yang satu memekik senang, sedangkan lainnya menyeringai padaku. Tentu saja Namjoon. Entah mengapa alpha itu begitu tak menyukai kehadiranku di The Black Diamond.

Jin mendaratkanku di atas kursi tepat di sampingnya. Kali ini ia tak memintaku untuk duduk di atas pahanya sebab ia menginginkanku duduk dengan nyaman.

Sup kalkun dengan asap mengepul dan roti begel tersaji. Daging ham panggang dan telur mata sapi setengah matang turut hadir juga. Roti panggang dan croissant pun ada lengkap dengan berbagai selai dan salad sayur. Satu lagi, ada  sosis yang selalu menjadi primadona.

Jin, mengarahkan satu semangkuk sup kalkun kearahku setelah memasang celemek pada pakaianku.

"Perhatikan caraku dan praktekan padaku esok hari. Buat dirimu senyaman mungkin. Kau mengerti?"

Aku mengangguk dengan gugup. Seolah Jin tahu, maka ia mengusap puncak kepalaku lembut.

"Tak perlu canggung, kita telah tidur bersama. Nikmati sarapanmu, Lieve. Katakan apa saja yang membuatmu tak nyaman"

"Aku nyaman selama bersama Meneer." ucapku lirih dengan pipi memerah.

Jin mengukir senyum tipis pada bibirnya.

"My cutest puppy!"

Lantas kami menikmati sarapan dengan saling bertukar cerita ringan. Hanya antara aku dan meneer saja. Lagi-lagi, secara intim. Seperti menceritakan hobi kami hingga jadwal meneer selama sehari penuh. Aku rasa hal itu pantas untuk di tanyakan, anggap saja sebagai perhatian kecil dariku terhadapnya.

Sarapan kami usai.

Jin mengusap bibirnya dengan celemek dan membasahi tenggorokannya dengan secangkir kopi hitam.

"Hoseok, Zorg goed voor V! Laat hem het dagelijkse schema zien dat hij moet doen en rapporteer aan mij. (Hoseok, jaga V dengan baik! Tunjukkan jadwal harian yang harus dia kerjakan dan laporkan padaku)"

"Ja, meneer. Maak je geen zorgen! (Ya, tuan. Jangan khawatir!)"

Aku tak mengerti apa yang mereka bicarakan, tetapi ada namaku disebut disana. Aku tak mau pusing memikirkannya sebab aku telah mempercayai meneer seutuhnya.

• K R A C H T •  JINV • ABOWhere stories live. Discover now