Benda kenyal itu berhenti pada milikku yang sibuk melenguh. Melumat bagian atas bawah bergantian sebelum melesakkan liatnya. Menggelitiki rongga mulutku dan saling beradu lidah demi merasakan saliva masing-masing.
Kini French Kiss menjadi ciuman favoritku
Entah berapa kami melakukannya, aku tak tahu pasti yang jelas punggungku melengkung ketika sesuatu dibawah sana mendesakku untuk mengeluarkannya.
Meneer segera beralih pada puting kerasku. Mengecupnya seraya menggigitnya gemas bergantian. Tautan jemari kami telah terlepas sebab alphaku memilih mengusap punggung, sesekali meremas dada sekalku. Sementara aku telah tanoa sengaja meremas surainya demi menyalurkan kenikmatan yang membuatku pusing.
"Aaahh, Aaaaahh meneer!"
"Jin!"
"Jiinn!"
Melihatku telah mengeluarkan cairan precum, Meneer segera mengurut miliknya sejenak sebelum menenggelamkan penuh pada liang surgaku.
Aku menjatuhkan kepalaku pada sprei. Sungguh, bercinta di pagi hari dengan intens seperti ini terasa begitu nikmat. Meski hentakan di bawah sana tidak bisa di bilang lamban.
Jin tetap bersemayam pada dadaku. Ia mencubiti kedua putingku bergantian dan menghisapnya seolah mampu mengeluarkan air susu.
"Aaahh! A-aku akan—"
Belum sempat kalimatku berakhir, mengangkat dua bongkah kenyalku dengan paha bergetar hebat. Seraya melenguh keras—
"AAAHH JJIIIINN!"
Hal yang sama dengan meneer lakukan, ia menggeram pada ceruk leherku saat berhasil memuntahkan laharnya.
Tubuhku total lemas dengan dada bergerak naik turun— kepayahan mengais oksigen di udara. Aku menatap langit-langit kamar dengan senduku sebelum satu kecupan mendarat pada keningku.
"Let's take a shower, Lieve!"
Benar-benar ritual selamat pagi yang luar biasa.
,
,
Kakiku sedikit bergetar saat mengayun untuk berpijak pada lantai. Inilah akibatnya jika kau terus menerus menumpahkan protein tinggimu tanpa henti. Aku merasa geli sendiri, namun lingkaran erat pada pinggang menyadarkanku.
Hap!
Jin menggendongku untuk keluar dari kamar mandi. Tubuh kami sama-sama berbalut bathrope dengan warna senada. Ia membawaku ke closet mahalnya dan menurunkanku di atas sofa kecil.
"Lieve, pelayan sudah menata pakaianmu di dalam closet ini. Jadi kau bebas memilih sesuai seleramu. Buat dirimu semanis mungkin untukku. Kau mengerti?"
Aku mengangguk sambil mengukir senyum. Aku merasa istimewa berkatnya.
Tanpa malu, Jin melepas bathropenya di hadapanku. Menampilkan punggung kekarnya dengan bekas guratan kukuku serta pinggangnya yang ramping. Satu lagi, aku mengintip untuk menghitung berapa banyak kotak bersusun pada perutnya.
Ada enam.
Aku melebarkan irisku dengan bibir menganga. Dia benar-benar mirip dengan gambaran alpha yang ingin aku kencani.
Satu per satu pakaian telah membungkus raganya yang sempurna. Sedangkan aku masih setia menganga dengan bulu kuduk berdiri.
Sial, dia benar-benar seksi.
"Lieve! what are you doing, sayang? You'll catch a cold"
Aku tak mendengar apapun selain tenggelam dalam kesempurnaan alphaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
• K R A C H T • JINV • ABO
Fanfiction• When the mafia fights for the position and love • -6th book- TAGS : -Dark Fiction -ABO-VERSE (ALPHA, BETA, OMEGA) -MPREG (Male Pregnant) -Romance -Action + Gore -Happy/Sad Ending -Death Chara -Written in Indonesian, English and Dutch TRIGGER WAR...
• L I E V E •
Mulai dari awal
