Hap!
Garis bibirnya menukik ke atas dengan urat tebal tercetak pada leher. Dia begitu perkasa.
Jin membawaku untuk duduk berdampingan pada sofa ketika pelayan markas sibuk menata makan malam terlambat kami. Ya, pukul sebelas malam tepatnya.
"Enjoy, meneer and V" ucap mereka sebelum membungkukkan badan dan segera berlalu, tenggelam di balik pintu kamar.
"Lieve, mau aku suapi? Mana yang ingin kau makan lebih dulu, hm?"
Meneer menawari seraya mencomot berbagai sajian di atas meja untuk ia letakkan di atas satu piring kosong kami. Aku tak segera menjawabnya sebab aku bingung. Meneerku berkata begitu lembut. Sungguh aku terdaya olehnya malam ini.
"Lieve, are you okay?"
Aku segera mengangguk. Jin meraih satu tanganku untuk ia kecup punggungnya seraya menyelamiku dengan sorot tajam.
"Aku harap kau menikmati segala yang terjadi malam ini. Katakan saja apa yang membuatmu tak nyaman, aku akan memperbaikinya, Lieve-ku"
Jantungku berhenti berdetak walau hanya sedetik. Bagaimana mungkin pimpinan mafia sebegitu bengis mampu berlaku sangat manis saat ini? Sulit di percaya!
Aku mengerjap dua kali dengan bibir membuat celah.
"M-meneer—"
"Sssstt!" Satu jari telunjuk membungkam bibirku. "It's Jin, your only Jin"
Demi segala dewa yang ada di semesta, dia sangat mempesonaku! Ia seperti memiliki ilmu sihir.
"Jin, apapun yang akan kau lakukan terhadapku, aku akan menurut"
Satu usapan lembut mendarat pada puncak kepalaku dengan senyum sumringah.
Maka, kami menikmati makan malam terlambat itu dengan sedikit kecanggungan. Jin tak berhenti menyuapiku dengan berbagai makanan penuh protein dan sayur mayur. Sesekali ia usap tep8 bibirku ketika saus dengan kurang ajarnya menempel disana. Aku sendiri belum jemu meremas ujung sleeprope yang kukenakan sedangkan ia terus saja memanjakanku dengan perangainya yang lembut.
Seusai mengisi protein dan beberapa karbohidrat, Jin membawaku ke tepi kamar. Satu kaca jendela besar ia geser dan menuntunku untuk mengikutinya, tak lupa sebotol anggur merah dengan dua cawan turut menemani kami.
Jin memintaku untuk berdiri di depannya dengan ia membelakangiku. Maka dengan posisi demikian ia mampu membungkus tubuhku dengan kehangatan peluknya. Hamparan tanah luas tersaji didepan kami dengan beberapa lampu penerangan. Ada satu pohon besar berdiri di kejauhan menarik atensiku sehingga aku bertanya kepadanya.
"Jin, pohon apa itu?"
"Pohon persik. Dan di sekitarnya ada danau buatan yang cukup enak di pandang."
"Benarkah?" aku sedikit tertarik.
"Hhm, kau bisa berkeliling markas besok pagi dengan Hoseok."
Aku mengangguk antusias.
Detik berikutnya, Satu lingkaran erat bertengger pada pinggang dengan dagunya bersandar pada bahuku. Jin menghirup feromonku sambil menutup kelopaknya. Hidungnya yang bangir menjelajahi perpotongan leher dan merangkak naik sampai kebelakang cuping. Ia berhenti disana untuk menyapukan lidah.
Aku merasa geli. Namun aku menahannya dengan menggigit bibir bawahku, sekaligus menghalau lenguhku yang mungkin saja keluar.
Gerakannya yang lamban nan basah semakin menggelitik. Tanpa sadar aku menengadah dan menyandarkan kepalaku pada bahunya demi meloloskan satu lenguh laknat.
YOU ARE READING
• K R A C H T • JINV • ABO
Fanfiction• When the mafia fights for the position and love • -6th book- TAGS : -Dark Fiction -ABO-VERSE (ALPHA, BETA, OMEGA) -MPREG (Male Pregnant) -Romance -Action + Gore -Happy/Sad Ending -Death Chara -Written in Indonesian, English and Dutch TRIGGER WAR...
• L I E V E •
Start from the beginning
