• A PLAN •

Magsimula sa umpisa
                                        

Mr. Neil sangat berjasa besar bagi penyebbaran obat-obatan terlarang dan persenjataan illegal. Greg pun mengakui, jika Mr. Neil adalah manusia paling loyal di muka bumi setelah Jin.

"Mr. Neil telah di mutasi tugas ke area lain. Itu pun tanpa persetujuan dan pemberitahuan awal. Segalanya terkesan mendadak"

Namjoon menjejer lembaran kertas di atas meja dan mendorongnya lebih dekat ke arah Jin.

"Lihatlah ini! Hoseok telah menyadap server surel Kepolisian Rotterdam dan Distrik Joordan"

Dahi Jin berkerut semakin dalam kala ia mendapati surat perintah dari Pimpinan Kepolisian Pusat dan Jacob turut andil dalam pengambilan keputusan tersebut. Jin menggeleng ringan sebelum meremas kertas tak berdosa itu menjadi gumpalan kusut.

"Polisi Sialan!" gertak Jin seraya menghantam meja.

Kembali dengan kepala dingin, Namjoon menjelaskan-

"Meneer Jacob telah mematai markas kita selama enam hari terakhir, Jin. Dia bahkan bertugas mengkoordinir barang masuk dari luar negara sebab ia telah mengemban tugas ini atas perintah Mr. Daan secara langsung. Lalu Mr. Daan memutasi Mr. Neil ke perbatasan timur Amsterdam."

Jin memangku dahinya yang berdenyut dengan keempat jari menyatu. Kubunya terus menerus di serang. Di tambah lagi kondisi V yang belum membaik semakin membebani.

Tetapi, Jin adalah Alpha dominant. PimpinanThe Black Diamond yang licik nan bengis ini tak akan mudah digoyahkan hanya dengan gerakan polisi kelas teri.

Di tengah keheningan, tetiba suara pintu dibuka berhasil menarik atensi para alpha yang lebih dulu mengisi ruangan.

"Maaf terlambat" ucap Yoongi yang diekori oleh Jimin dan Hoseok. Ketiganya segera menempati kursi masing-masing dan kembali menyambung pembicaraan sebelumnya.

"Sejak awal sudah mencurigai Meneer Jacob. Dia tak mungkin mendatangi marlas kita dengan tangan kosong. Ayolah, dia kepala kepolisian distrik Joordan. Sudah pasti ia telah mengawasi gerak-gerik kita sedari lama" terang Yoongi dengan tangan terlipat didepan dada.

"Meneer Jacob tak mungkin bekerja seorang diri. Dia pasti telah mempersiapkan tim yang kuat untuk menyerang kita suatu hari nanti." imbuh Hoseok dengan jemari yang terus menari diatas kumpulan alphabet komputer jinjing.

Jin memamg terlihat mendengarkan dengan seksama, namun fikirnya bekerja keras menyusun rencana yang tepat untuk membalas gertakan kubu lawan.

"Tapi, aku mendengar desas desus jika petugas pelabuhan menaikkan tarif beacukai. Dan jika pebisnis setuju, maka barang kalian akan bebas dari pengecekan. Lalu mana yang benar?!" ujar Jimin penuh fokus.

"Aku rasa keduanya benar. Jacob pun ingin mencicipi uang kita!" sambung Hoseok yakin.

"Tunggu—"Jin menegakkan posisi duduknya seraya memangku dagu. "Apakah mereka tahu siapa pemilik barang illegal ini?" Satu alis menukik dengan garis bibir datar.

Keempat rekan Jin saling melempar tatap sebelum Yoongi menjawab-

"Mereka tentu tidak tahu. Tapi bukankah mungkin Jacob akan melacak semuanya? Kita harus bergerak cepat Jin sebelum gerombolan polisi keparat itu menyita milik kita!"

"Justru aku ingin menguji sebesar apa nyali para polisi Amsterdam." ucap Jin.

Namjoon menjetikkan jari keudara.

"Aku rasa ini semua sengaja mereka lakukan untuk memancing para mafia keluar. Bukankah begitu?"

Jin terkekeh. Ia menyandarkan tubuhnya pada kursi singgasana dengan nyaman. Ia melipat kedua tangan di depan dada dengan satu kaki bertengger di atas lutut.

• K R A C H T •  JINV • ABOTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon