V memang tak tahu mengenai bahasan kepala mafia yang berhadapan dengannya tetapi sendirinya merasa terintimidasi dengan sorot tajam sang alpha tampan. Lebih lagi, ia menelan ludahnya saat mendapati bagian tengah celananya menggembung besar. Lantas, V membuang wajahnya untuk menatap objek lain denagn pipi sepenuhnya terbakar. Omega manis itu menarik selimutnya tinggi sebatas dada untuk ia remas.

Apa itu?! Apa dia sedang membicarakanku?! Mengapa dia bisa ereksi disaat sedang berbicara melalui telepon? Apakah mereka sedang membahas hal jorok?

Selain berselimut kain beludru putih tebal, V turut diliputi salah tingkah.

"Benarkah?! Luar biasa! Apakah Pria tua ini bisa mencicipinya?"

"HEI, YANG BENAR SAJA!"

Teriakan itu bukan candaan semata, melainkan benar-benar luapan rasa tak suka ketika mendengar hal yang tak sepatutnya si penelpon ucapkan.

"Hohoho! I got you! Siapa dia? Apakah kau menaruh rasa pada salah satu hadiahku?"

"Jangan macam-macam! Semua hanya demi hasratku yang terpenuhi. Tak lebih dari itu! Lupakan saja!"

Jin salah tingkah. Wajah hingga telinganya memerah padam. Ia memilih untuk memunggungi V. Takut-takut akan memergokinya sedang membicarakan dirinya.

"Hei, ada apa denganmu? Jin, Chill out! Papa—"

Beep

Sambungan telepon di putus paksa oleh pihak termuda. Jin mendecak sebelum kembali memutar badan untuk mempertemukan obsidiannya dengan sang omega yang telah rampung dengan ritual mengisi perut. Sendirinya pun perlahan mengikis jarak. Sebuah langkah pasti berbalut penawaran licik yang tetiba melintas dalam fikir dua detik lalu.

"V, bagaimana keadaanmu?"

Si pemilik nama sedikit terperangah dengan suara lembut yang menyapa rungu. Manik hazel sang alpha turut berbinar, seakan mengatakan jika sang kepala mafia telah melepas jubah kuasa dan beringasnya.

"A-aku baik."

Jin menganalisa sekujur tubuh V sekilas. Ia menjilat bibir tebalnya sebentar, sebelum—

"Ada tawaran khusus untukmu. Dan aku takkan mengulanginya untuk dua kali. Jadi dengarkan dengan seksama."

Anggukan takut-takut ia terima. V menekuk kedua kakinya di dalam selimut dengan remasan yang setia disana.

"Aku akan memperlakukanmu dengan khusus dibanding orang lain asalkan kau mau sepenuhnya menurut padaku. Menyiapkan segala keperluanku. Tak sedikitpun membantah ucapanku dan—" Jin menjeda kalimatnya untuk mendekat dan memegang rahang sang omega. Hela nafas hangat menyapa permukaan kulit wajah V. Feromon musk khas pun menyeruak, seolah menusuk indera penciumannya. "Melayaniku di atas ranjang setiap kali aku minta dipuaskan" Ada jilatan basah pada sisi tepi bibir tipis V namun segera bagi si empu untuk mendorong kuat pria alpha yang ia nilai telah sangat kurang ajar.

Jarak tercipta disana, meski hanya sejengkal telapak tangan. Setidaknya omega yang baru saja sembuh itu tak terinitimidasi seperti sebelumnya.

Jin mengira bahwasanya V akan tunduk dan menurut padanya setelah insiden tak menyenangkan beberapa hari lalu. Ia akan terkesan sebab telah diselamatkan dari belenggu mafia lain. Namun sayang, pemikiran itu sepenuhnya salah.

Maka dengan sekon yang terus berjalan dalan kesunyian, V mengusiknya lantang.

"Kau pikir aku ini apa?! Aku bukan benda yang bisa seenaknya kau permainkan! Aku sama denganmu!—" Jari telunjuk V mendorong dada Jin untuk kembali mundur. "Terserah kau menyebut dirimu mafia atau apalah yang jelas aku menuntut hak ku untuk HIDUP DENGAN LAYAK!"

• K R A C H T •  JINV • ABODonde viven las historias. Descúbrelo ahora