Ugly 39 - Penyiksaan dan Pengorbanan

10K 762 651
                                    

Aku balik lagi, sapa dong.

After Me Ugly, banyak banget cobaan yang datang. Itu sih kata si Letta. Yang sabar, ya, Ta.

Dan perlahan, kisah ini memasuki konflik utama. Ke depannya kita harus siapin tisu pas baca. Semoga lancar hingga ending. Kamu bakal paham arti kisah ini setelah tamat nanti. Mudah-mudahan...

Kecepatan ya aku up-nya? Iya, tenang. Besok-besok bakal up sekali seminggu aja biar fresh.

Komennya yang banyak ya, sob. Need komen banget sih aku. :)

 :)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

'Mari menangis bersama .....' -DevririMulya

. . . .

"Apa yang bisa Papa banggain dari kamu? Nggak ada. Dari kecil kamu selalu bikin sial!"

Riyu yang masih menggunakan seragam sekolah terlihat menundukkan kepala, mendengar cacian yang tanpa henti keluar dari mulut Papanya.

"Buat apa kamu ke kolam itu! Mau berbuat yang tidak-tidak sama pacar kamu itu, hah?!" teriak Restu lantang. "Dasar anak nggak tahu diri!"

Lidah Riyu berdecak singkat. Lelaki itu hanya diam, enggan menjawab ucapan-ucapan pria paruh baya di depannya. Jika ia membawa nama Scarletta, sudah pasti papanya akan menyeret gadis itu dalam urusan keluarga mereka.

"Saya suruh kamu jaga Scareletta. Bukan asik sama anak supir itu!" dengkus Restu dengan suara semakin keras.

"Atau ini ada hubungannya sama Scarletta-"

"Jangan bawa-bawa nama Scarletta, ya!" bantah Riyu cepat. "Kalau Papa mau hukum Riyu, hukum Riyu aja. Jangan seret nama dia karena dia nggak ada hubungannya sama ini semua!"

"Selama ini Riyu diam dan ikutin semua mau Papa. Riyu ditunangin sama Scarletta, Riyu nurut. Riyu disuruh ambil jurusan IPA walau Riyu nggak suka, Riyu ikutin. Sampai Riyu ngorbanin semua cita-cita Riyu demi ambisi Papa, apa masih kurang?" lanjut Riyu.

"Yang ada di otak Papa cuma keuntungan buat Papa sendiri. Papa tunangin Riyu sama Scarletta, pasti supaya Papa bisa keciprat bisnis keluarga mereka. Riyu tahu semuanya, kok, meski seribu kali Papa ngelak."

Bugh!

Satu tendangan mendarat tepat di perut Riyu, hingga lelaki tujuh belas tahun itu terjatuh membentur kaki sofa.

"SIAPA YANG AJARIN KAMU NGELAWAN ORANG TUA, HAH?!"

Bugh!

Restu menendang kaki Riyu yang sedang berusaha menggapai sofa untuk duduk. Bibir Riyu mengukir senyum miris. Bola mata lelaki itu memanas.

"Kenapa berhenti? Pukul gue, kalau perlu bunuh. Biar lo nggak ngerasa susah lagi. Biar lo ngerasa bebas dari anak yang nggak berguna kayak gue!"

Tubuh Restu seperti sudah kerasukan seketika mendengar jawaban-jawaban Riyu. Lelaki itu melirik ikat pinggang yang menggantung di dinding, lalu berjalan cepat meraih benda panjang itu.

After Me UglyWhere stories live. Discover now