Ugly 20 - Mau Digendong?

7.8K 865 201
                                    

HAI PEMBACA YANG BAIK DAN BUDIMAN :d

AMU DATANG LAGI. DENGAN ADEGAN SUPER BAPER

AMANKAN JANTUNG SEBELUM BACA! 

PART KALI INI SPESIAL UNTUK KALIAN YANG MASIH SETIA SAMA AKU SAMPAI SEKARANG :') (SAMBIL NANGIS)

YUK BACA BARENG! :) 

RAMAIKAN YA, BIAR RAJIN UP :) 

RAMAIKAN YA, BIAR RAJIN UP :) 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*** 

"Linggar, ngapain lo di sini? Jangan ikut campur urusan gue!"

Suara Riyu terdengar keras meneriaki pria yang berdiri di depannya. Linggar menopang tubuh Scarletta yang hampir jatuh. Lelaki itu bahkan tidak peduli dengan teriakan Riyu. Ia mengabaikan, lebih memfokuskan diri menepuk pipi Scarletta dengan pelan.

"Bangun!" cemas Linggar.

"LINGGAR!" teriak Riyu. Pelototan matanya terlihat menakutkan.

Linggar mengangkat tubuh Scarletta, membawa gadis itu dalam gendongannya. Detik setelahnya ia menatap wajah Riyu seraya menggelengkan kepala.

"Jika lo nggak bisa lihat cewek ini sebagai tunangan, maka lihat dia dari sisi kemanusiaan!" tegas Linggar, lalu berjalan melewati Riyu tanpa memedulikan teriakan-teriakan yang lelaki itu lontarkan.

"Lo nggak bisa bawa dia ke mana-mana. Gue belum selesai ngomong sama dia!" teriak Riyu. Lelaki itu berjalan menyusul Linggar, menyejajarkan langkah mereka.

"Lo nggak lihat dia pingsan? Apa selain buta hati, mata lo juga udah buta sekarang?" sarkas Linggar.

"LINGGAR!"

"Kalau lo nggak peduli sama dia, biarin gue yang peduli. Lo cukup urus Aluna!"

Linggar berjalan lebih cepat hingga Riyu tertinggal di belakang. Riyu mengepalkan buku-buku jarinya. Satu erangan panjang keluar dari mulut, membuat lelaki itu dihantam emosi yang berkali-kali mendera ulu hati. Riyu benci Scarletta ditolong orang lain. Ia masih belum puas memaki gadis itu.

o0~AMU~0o

Scarletta memijat pelipisnya seraya meringis ringan. Kelopak gadis itu terbuka. Matanya menatap langit-langit ruangan berwarna putih. Pandangannya lalu teralih ke segala penjuru. Ada lemari kaca yang berisi obat-obatan, serta manekin yang mempertontonkan organ dalam manusia.

Tidak salah lagi, ia berada di UKS untuk kali ketiga sejak duduk di kelas dua belas.

"Gimana keadaan lo?"

Suara pria yang diucapkan dengan gumaman pelan membuatnya sadar, jika di ruangan ini ada orang lain. Ia menoleh, mendapati Linggar dengan wajah ramah sedang tersenyum menatapnya.

Alisnya terangkat tinggi. "Kenapa lo ada di sini? Lo nungguin gue?"

Linggar mengangkat dua jari, mengulurkannya ke wajah Scarletta. "Dua kali."

After Me UglyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang