Demi mendapatkan hati seorang Riyu, tunangan yang tidak pernah menganggap kehadirannya, Scarletta terus melakukan perawatan agar dirinya semakin terlihat cantik di mata Riyu. Akan tetapi, tindakannya berbuah petaka. Wajah beningnya rusak seketika ka...
TERIMA KASIH SUDAH BERTAHAN MEMBACA SEJAUH INI. UNTUK YANG BARU DATANG, AKU UCAPKAN SELAMAT MENYELAMI KEHIDUPAN SCARLETTA.
MARI KITA MERENUNG SEJENAK, MARI KITA MELIHAT SISI SCARLETTA, MENYELAMI DAN MERASAKAN YANG IA RASAKAN :)
AKU BERHARAP, VIBES CERITA INI BENAR-BENAR UDAH DAPAT, KARENA AKU NGETIKNYA SAMBIL NANGIS.
SUDAH SIAP MEMBACA PART KALI INI?
WAKTU DAN TEMPAT UNTUK MEMBANTING PONSEL, DIPERSILAHKAN.
*Jangan lupa tekan tanda vote, lalu komen sebanyak-banyaknya biar aku rajin Up!*
К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.
* * *
"Lo tahu, gue nggak suka hujan. Tapi kalau hujan yang bikin kita tetap bersama, gue rela hujan-hujanan terus."
"Bacot!"
"Riyu, gue pengen nyandar di pundak lo kapan-kapan. Boleh?"
"Dih, gatel banget lo!"
"Kapan, sih, lo berhenti maki-maki gue? gue juga pengen lo ngomong baik-baik, pakai kamu-aku, kayak sama orang lain ...."
"Entar aja kalau lo benar-benar berubah. Gue benci cewek jahat!"
o0~AMU~0o
"Letta, pegangan yang kencang. Gue mau ngebut, entar lo jatuh!"
"Memang boleh, lo nggak marah?"
"Gue bilang pegang ya pegang. Jangan bawel!"
"Siap, Riyu!"
"Jangan pakai baju kayak gitu lagi. Lo cewek, hargai diri lo sendiri."
"Oke!"
"Kalau lo ditanya sama Bunda, bilang aja pergi sama gue. Gue siap dimarahin sama orang tua lo!"
"Makasih, Riyu ...."
o0~AMU~0o
Jaket berwarna denim milik Riyu masih ia balutkan ke tubuhnya. Gadis itu memejamkan mata, menghirup aroma maskulin tubuh Riyu yang masih terasa pekat di sela kain. Sudut bibirnya terangkat ke atas, menandakan ia sedang dililit rasa bahagia.
Scarletta menatap langit-langit kamar dengan hati gembira. Malam ini terasa menyenangkan, walau sedikit terkesan dramatis karena Linggar meninggalkannya seorang diri di jalanan itu.
Riyu yang ia kenal begitu kasar, ternyata bisa perhatian juga padanya. Meski caranya belum tepat, tapi tidak masalah. Bagi Scarletta, Riyu tetaplah lelaki yang masih bertahta di hatinya. Belum tergantikan.
