Detak

5 4 0
                                    

"Bunda. Ayo kejar Aku."

Teriakan anak laki-laki kecil yang sedang berlari-lari ditaman.

"Ayo. Kejar."

"Tungguin Bunda, Sayang."

Di tempat taman yang indah dengan udara yang sangat segar. Ada keluarga kecil yang sedang menghabiskan masa luang Mereka bersama-sama.

"Ayah... Lihat Bunda, Kakak jahat. Bikin Bunda jadi Capek." Ucap anak perempuan dengan suara manja.

"Sudah. Kita lihat aja aksi Mereka berdua. Oke."

"Oke Ayah."

"Cium Ayah."

Anak perempuan itu mencium Ayahnya berkali-kali.

"Aqil Awas."

Anak laki-laki kecil tersebut menabrak tiang didepannya.

"Aduh sakit Bunda."

"Aqil." Teriak Alex.

"Tidak ada yang lukakan Sayang.?" Tanya Aera.

"Cuma sakit aja Bun."

Alex menghampiri Aqil sambil menggendong Aqila ditangannya.

"Itulah Kakak. Siapa suruh buat Bunda capek mengejar Kakak." Ucap Aqila.

"Bunda. Lihat Aqila." Ucap Aqil.

"Sini Sayang Bunda. Kalian berdua sayangnya Bunda. Jadi jangan pernah bertengkar." Ucap Aera.

"Ingat pesan Ayah apa?" Tanya Aera kepada Aqil.

"Bagaimanapun Aqil adalah Lelaki. Lelaki tidak boleh menyakiti Perempuan. Apalagi Perempuan itu Bunda dan Aqila." Ucap Aqil.

Mendengar perkataan tersebut Alex memeluk anak lelakinya itu.

"Anak yang pintar. Kamu boleh terbang setinggi mungkin." Ucap Alex.

"Tapi tidak boleh menjatuhkan orang lain." Lanjut Aqil.

"Kamu boleh baik kepada siapa saja." Ucap Alex kembali.

"Tapi jangan balas keburukan orang lain dengan keburukan pula." Lanjut Aqil.

Lalu Aqil mencium pipi Alex.

"Aqil bangga punya Ayah yang hatinya sebaik malaikat."

"Aqila juga."

Aqil dan Aqila memeluk Alex.

"Bunda nggak dipeluk Sayang." Ucap Aera.

"Sini. Aku peluk." Ucap Alex.

Keluarga kecil tersebut sangat bahagia dengan takdir Mereka.

"Besok anak Ayah sudah mulai masuk TK. Jadi harus rajin dan pintar ya Sayang." Ucap Alex.

"Ayo Kita pulang. Langit udah mulai mendung." Ucap Aera.

Mereka mengemaskan barang-barang kedalam mobil.

Diperjalanan mau pulang Aqil dan Aqila banyak menanyai berbagai hal yang Mereka tidak ketahui. Tetapi dengan sabar Alex menjawab semua pertanyaan yang selalu Mereka lontarkan.

"Seperti sedang ikut Olimpiade." Ucap Alex.

Aera hanya tersenyum.

Disaat mendekati lintasan lampu merah. Aera menolehkan kepalanya ke samping. Tiba-tiba, lewatlah sebuah mobil yang sedang memotong mobil Mereka. Terlihat jelas di balik kaca tersebut terpampang nyata muka Zen dimatanya.

"Zen... Itu Zen." Ucap Aera dalam hati.

"Apa mungkin Dia telah balik? Atau Aku hanya halu." Ucap Aera kembali dalam hati.

Chasing The My DreamKde žijí příběhy. Začni objevovat