In a Library

47 12 16
                                    

"Zen-nn... Dimana Kau, anjinggg?"

"Zennnn...!!!!!!" Teriakan bercampur emosi.

Tkk.. Suara hantaman yang keras dari sudut ruangan perpustaka sekolah.

"Oh, ternyata disini anak pengecut!!. Sampah!!! Anak yang tidak bertanggung jawab!!."

Sikap Zen berubah menjadi dingin, dia mendengari dengan detail ucapan yang sedang berdiri didepannya. Seketika pukulan kuat melayang ke arah wajah Zen.

Mendapatkan pukulan yang sangat keras membuat Zen tidak menerima tindakan tersebut.

Detik demi detik, ruangan perpustaka sekolah berubah menjadi noisy.

"Anjing.."

"Lo Yang Anjiinggg.. Bangsatt.. Berani Lo nabrak Nyokap Gue."

"Gue udah minta maaf sama Nyokap Lo. anjinggg."

"Tapi Gue nggak nerima Bangsatt."

"Nyokap Lo aja yang nggak lihat jalan tadi."

"Anjinggg."

"Stop!!!!!"

Suara yang samar terdengar di balik bahu yang sedang mengerumuni Zen. Tetapi perkelahian tidak bisa berhenti begitu saja. Ketika Zen memukuli sekali lagi dengan begitu kuatnya,,

Tiba-tiba...

Trkkkk...

"Zen, berhenti..!!!" Ucapan Pak Trio.

Kini Zen telah memukul korban baru, sehingga Zen disuruh pergi ke ruangan BK.

"Zen Brian Bara, Ketua OSIS di SMA tunas bangsa. Perilaku Kamu tidak bisa lagi mencerminkan kebaikan di sekolah ini, Pak Trio sebagai guru BK kecewa sama kamu, Nak."

"Dan Kamu Alex Algashiran, Wakil ketua OSIS disekolah ini, bagaimana ini bisa terjadi.?"

Ruang BK menjadi hening, bahkan suara hembusan nafas dari Alex dan Zen tidak terdengar sama sekali.

"Maaf, Pak." Ucapan Zen dengan singkat.

"Saya minta maaf, Pak. Saya yang salah. Emosi telah membuat Saya jadi salah bertindak." Ucapan Alex.

"Kalian berdua, Pak Trio skorsing selama 3 hari. Dengan persyaratan Kalian harus minta maaf kepada anak tadi di ruang UKS. Mengerti!!!" Tegas Pak Trio.

"Mengerti, Pak."

Suara sepatu Zen dan Alex yang terdengar di kolidor kelas, seolah olah Mereka berdua hanya berbicara melalui hentakan sepatu Mereka. Setiba di ruangan UKS, Alex terlebih dahulu masuk.

"Lo tunggu di sini, Gue masuk dulu." Ucapan Alex, tanpa ada balasan dari Zen.

"Permisi, Bu. Bolehkah Saya menemui Wanita yang pingsan di perpustaka."

"Boleh, Dia sedang berbaring di sana."

"Makasih, Bu."

Suara langkah Alex mulai tidak terdengar lagi. Menghampiri Wanita yang sedang berbaring dengan muka memar, melihat Wanita itu Alex merasa heran.

"Wanita ini siapa? Dia bukan Siswi di sekolah ini." Suara hati Alex.

"Maaf, gara gara tadi Kamu jadi terpukul." Ucapan Alex kepada Wanita yang sedang berbaring di atas kasur UKS.

"Ya, tadi Saya ingin menolong Kamu."

"Kamu baru pindah ke sekolah ini, langsung kena musibah akibat Saya. Maaf sekali lagi." Ucapan Alex.

Chasing The My DreamWhere stories live. Discover now