Romansa

11 4 1
                                    

"Aera."

"Aera tunggu."

Aera hanya melambatkan langkahnya, tidak membalikkan badan untuk mencari pemilik suara yang memanggil namanya.

"Aera."

Suara tersebut telah berada disamping badan Aera.

"Boleh Gue antarin.??" Tanya Pria tersebut.

Aera menolehkan mukanya, ternyata muka Pria tersebut sangat dekat dengan keningnya sehingga....

Cupp.. Ciuman kecil meleset dikening Aera.

Berhenti melangkah..

"Maaf Aera."

"Alex, ternyata Lo."

Aera tidak membahas tentang ciuman kecil dikeningnya. Seolah-olah semua seperti tidak ada kejadian, Aera sangat tenang.

"Tadi Gue nggak sengaja Aera." Ucapan Alex.

Aera hanya tersenyum manis.

"Boleh, yuk antarin Aera." Respon Aera.

Alex tidak lagi membahas soal itu lagi.
Kini Mereka pergi bersama.

"Ciuman dikening itu, Aera tidak melakukan tamparan sama sekali." Tanya Zen dalam hati.

Zen melihat kejadian Aera di cium Alex.

"Apa Mereka pacaran? Kenapa hati Gue sakit?" Tanya Zen kembali di dalam hatinya.

"Gue harus mengikuti ke mana Mereka pergi, mana tahu Gue dapat alamat rumah Aera." Ucap Zen dalam hati sambil berjalan mendekati motornya.

Zen kini membuntuti Alex dan Aera. Motor Alex berhenti didepan rumah Aera.

"Pakai adegan lepaskan helm lagi." Kesal Zen.

Aera telah masuk kedalam rumahnya.

"Mereka bicara apa ya.?" Kepo Zen dalam hati.

Alex pergi pulang ke rumahnya dan Zen pun putar balek untuk pulang.

~~ Di rumah Zen ~~

Notifikasi masuk : Zen, nanti malam Sasya tunggu kedatangannya. From Sasya.

"Kesempatan bagus buat Gue." Bisik hati Zen.

Zen pun bersiap siap pergi ke pesta ultah Sasya. Malam ini Zen sangat tampan, ketampanannya membuat semua Cewek bisa tergila gila kepadanya.

"Cool, Zen." Ucap Daddy.

"Mirip Daddy kan?" Tanya Zen.

Daddy Zen hanya tersenyum melihat anak satu satunya telah tumbuh dewasa.

"Kamu ada pacar, Zen?" Tanya Daddy.

"Belum ada, Daddy."

"Bagus, Daddy harap Kamu tidak memiliki kekasih sebelum Kamu berhasil mencapai gelas magister kedokteran."

"Baik Daddy."

Semangat Zen menjadi putus setelah mendengar ucapan Daddy Zen. Tapi Zen tetap pergi membawa mobilnya.

"Permisi." Ucap Zen.

"Bentar." Suara dari balik pintu.

Srtttt.. Pintu di buka

Mata Zen tidak bisa berkedip, baru ini Zen melihat bidadari cantik didepan matanya. Jantung Zen semakin berdebar, rasanya Zen ingin memiliki bidadari tersebut.

"Zen.."

"Aera, Kamu cantik."

Aera hanya tersenyum malu.

Chasing The My DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang