Everything

14 4 1
                                    

Brumm.... Suara bunyi motor.

"Berhenti Alex." Teriakan Aera.

Alex tidak mendengari ucapan Aera. Hal ini membuat Aera kesal, Dia melepaskan satu tangannya dari lingkaran pinggang Alex untuk menarik jaket Alex.

"Ini Aku berhenti."

"Kita sedang dikejar sama motor dibelakang Kita, Aku takut Mereka mau menjahati Kamu." Ucapan Alex.

Motor yang mengejar Alex dan Aera berhenti tepat di samping Aera.

"Turun Lo Aera. Naik ke motor Gue." Ucapan suara Pria yang sedang menggunakan helm.

Alex terus memegang tangan Aera dengan kuatnya.

"Alex, tangan Aera sakit." Rintihan ucapan kesakitan Aera.

"Sorry, Aera."

"Lepasin Aera, jangan Lo berani sakiti tangan Aera." Tantangan Pria tersebut sambil menunjuk muka Alex.

"Lah kok Dia tau nama Kamu? Kamu kenal Dia Aera?" Tanya Alex.

"Zen.." Aera langsung spontan menyebut nama Zen di belakang badan Alex.

Pria itu menganggukkan kepalanya. Lalu membuka helm tersebut.

"Gue adalah Zen, ketua geng Scartarios. Aera turun." Ucapan Zen.

"Jangan mau Aera, Lo harus tetap bersama Aku. Kita mau makan makan Aera."

Tapi Aera tidak mendengar ucapan Alex. Aera turun dari motor Alex dan menghampiri Zen.

"Hai Zen, ini buku catatan Lo. Thanks ya." Ucapan Aera sambil memberi buku ke tangan Zen.

"Aera mau balek aja. Bye." Balasan Aera kepada Alex.

Aera memanggil taksi dan masuk ke dalamnya.

"Ini akibat Lo, Zen." Bentakan Alex.

~~ Di markas Scartarios ~~

Muka Zen berubah sangat kusam.

"Dari mana aja Lo,?" Tanya Gio.

"Cari makan." Jawaban singkat Zen.

"Lo nggak bakal mau cari makan, Zen. Karena Lo lebih suka suruh Gio untuk belikan makanan buat Lo ." Ucapan Srescha.

"Zen hanya sakit hati mungkin. Lihatlah raut mukanya seperti orang putus bercinta." Lanjutan cemoohan Biya.

"You right." Kata Srescha.

"Udah, lupakan tentang kehidupan Gue. Sekarang Kita harus bahas visi dan misi Scartarios selanjutnya." Ucapan tegas Zen.

~ pukul 21.30 WIB ~

"Gue balik duluan." Ucapan Zen.

"Zen, tunggu. Motor Gue rusak, Lo bisa antari Gue balek." Ucapan Srescha.

"Naik."

"Zen, Gue boleh nanya pribadi sama Lo?" Tanya Srescha yang gugup.

"Kalo Lo udah siap menikah, Lo mau cari Istri bagaimana?"

Sontak membuat Zen berhenti mendadak.

" Maaf, Zen."

"Yang penting bukan Lo. Karena Gue mau cari Wanita banget." Sindiran Zen menembus hati Srescha.

"Gue wanita Zen."

"Tapi Tomboy." Jawaban singkat Zen.

Di atas motor Zen dan Srescha tidak saling berbicara lagi.

Chasing The My DreamWhere stories live. Discover now