Chapter 44 : Den Haag

2.9K 359 28
                                    

♚♚♚

Lisa POV


"Yaampun, Moonbyul! Hentikan!" Aku berlari saat dia akan kembali memukul pria asing itu. Aku menangkap tinjunya dan ia terkejut. Aku menarik tangannya dan menariknya ke belakangku.

"Brother, I apologize for my friend's behavior" ucapku pada pria itu. Sepertinya dia mabuk dan melakukan hal yang tidak Moonbyul suka.

"Untuk apa kau meminta maaf? Ini salahnya!" Moonbyul menyalak padaku dan aku hanya dapat menahan diri untuk tidak menamparnya.

"Please get out of here, I'll handle my friend. I apologize again" ucapku kembali dan beberapa temannya akhirnya menghampirinya dan membawanya pergi. Aku bernafas lega dan kerumunan pun perlahan berkurang.

Aku berbalik pada Moonbyul dan menampar kepalanya pelan. "Apa yang kau lakukan bodoh?! Kita sedang berada di negeri orang, jangan gegabah!"

"Apa? Kenapa aku yang kau marahi? Dia yang salah!" Dia berbalik berteriak padaku. Dasar Moonbyul gila. "Aku tahu, tapi bisakah kau mengontrol sedikit emosimu?!"

"Mana bisa aku menahan? Dia mencium Yongsunku, Lisa sialan!"

"Dia mabuk, Moonbyul. Aku tahu kau tidak terima, tapi perbuatanmu memukulnya juga tidak benar!" Aku menguliahinya seolah-olah aku tidak melakukan apa yang ia lakukan saat kekasihku dilecehkan oleh orang lain.

"Tidak perlu mengajariku! Jika kau ada di posisiku, aku yakin kau sudah membunuhnya! Berhenti menjadi munafik!"

Saat aku akan membalas perkataannya lagi, lenganku ditarik. Tanpa aku menoleh, aku tahu itu Jennie.

"Sudah, Byul!" Yongsun unnie berteriak. "Sudah apa, Yongsun?! Kau dilecehkan! Bagaimana bisa aku membiarkannya?!"

"Kecilkan suaramu, Moonbyul! Kau berteriak pada kekasihmu! Turunkan egomu sialan!" Aku kembali berteriak saat melihatnya berbicara dengan kasar pada kekasihnya sendiri. Bahkan mereka akan segera menikah.

Dia terdiam sesaat, kemudian aku melihatnya menutup mata dan mengambil nafas sebanyak-banyaknya.

"Sudah, lebih baik kita kembali ke hotel. Selesaikan semuanya di hotel. Tidak perlu menarik urat, bicarakan dengan kepala dingin." Itu ayahku. Dia berjalan ke depan bersama Mom setelah melontarkan kalimat tersebut.

Detik kemudian aku mendengar Moonbyul meminta maaf pada Yongsun unnie.

"Kajja, kita kembali ke hotel. Jaga Yongsun unnie. Jja, honey." Aku menarik pergelangan tangan Jennie pelan-pelan. Dan kemudian menautkan kembali jari-jari kami.

Aku merasa bahwa kekasihku gemetar. Dia ketakutan atau kedinginan?

"Hei, kamu kenapa?" Aku bertanya dan kemudian merangkul tubuhnya. "Apa kamu kedinginan?" Tanyaku lagi. Dia menggeleng cepat dan semakin membuatku bingung.

Apa benar ia ketakutan? Aku berteriak pada Moonbyul tadi, apa itu penyebabnya?

Aku melepas rangkulan dan sedikit berjalan cepat didepannya dan kemudian aku berjongkok.

"Apa yang kau lakukan?"

"Menyuruhmu untuk naik keatasku."

"T-tapi..."

"Tidak ada tapi, sayang. Ayo naik." Aku sedikit menoleh dan melihat dia dengan ragu mendekatiku. Wajar saja ia ketakutan karena selama 4 bulan ini, aku tidak pernah berteriak dihadapannya lagi. Ketika aku marah, aku lebih memilih untuk menenggelamkan tubuhku di kolam renang yang ada di mansion. Itu cukup untuk meredakan amarahku.

BEAUTIFUL TOUR GUIDE [JENLISA] [GXG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang