Bullying

2.4K 157 0
                                    


Assalamualaikum, para readers.

Aku mau bilang kalau ini bukan bagian dari cerita Danica : Bad Girl.
Ini cerita yang aku buat pas aku di suruh mewakili kelas untuk mengikuti lomba menulis cerpen.

By the way, ini cuma satu part aja.

Okee, Happy reading 🔥
Bintang pojok kiri di sapa, ya!

****

Mia, gadis cantik yang selalu mengepang rambut nya menjadi dua. Namun, karena hal itu lah ia sering di bully. Di sekolah, hanya ada satu orang yang mau berteman dengan nya.

"Hai, Mia!" sapa Raden. Dia adalah laki-laki hebat yang selalu melindungi Mia, kapanpun dan dimanapun. Bagi Mia, Raden adalah malaikat nya. Raden adalah sosok pahlawan untuk nya.

Mia tersenyum hangat. "Hai, juga!" balas nya.

Salah satu kebiasaan Raden yaitu selalu menyapa nya terlebih dahulu. Raden punya banyak sekali cara agar ia tersenyum. Seolah laki-laki itu ingin membuat nya lupa atas pembullyan yang sering ia dapatkan.

Pembullyan yang sering ia terima selalu membuat nya berpikir; apa kesalahannya? Kenapa semesta menghukum nya? Apa ia pernah melakukan kesalahan fatal yang membuat mereka begitu membenci nya. Jika memang iya, tolong jelaskan?!

Raden yang berdiri di depan nya langsung mengacak-acak rambut Mia. Seperti nya laki-laki itu tau apa yang dipikirkan Mia. Setelah nya, Mia mengejar Raden yang berlari menjauh karena sudah mengacak-acak rambut nya.

Mereka berdua berlari kesana-kemari layaknya Tom and Jerry. Bahkan sesekali, kedua nya tertawa. Seolah memberitahu dunia bahwa mereka bahagia. Benar. Mereka terlihat bahagia, namun dari luar. Karena, ketika kita melihat lebih dalam, mereka berdua itu rapuh. Hati mereka seperti tersebut dari kaca tipis. Jika lengah sedikit saja, kaca itu pasti akan pecah. Dan tidak mungkin bisa disatukan lagi seperti semula.

"Berhenti lo!" Gadis berambut pirang menghentikan langkah kaki Mia dengan kaki nya, dan itu membuat Mia jatuh tersungkur. Setelah nya, tawa menggema di setiap penjuru sekolah.

Raden yang melihat itu langsung mengulurkan tangannya untuk membantu Mia berdiri. Sementara, gadis berambut pirang yang sering di sapa Shasa itu hanya menatap Mia yang dibantu Raden berdiri tanpa merasa bersalah.

"Jadi cewek jangan kasar dong!" sentak Raden tajam. Tetapi, Shasa justru tertawa sinis sembari melangkah maju ke arah nya.

"Gue nggak ada urusan sama lo." tunjuk nya pada Raden. Kemudian gadis itu menatap Mia dengan pandangan jijik.

"Lo seharusnya nggak pernah punya temen. Lo itu CUPU!" ketus Shasa. Ia sedikit menekankan kata cupu. Seakan ingin menyadarkan Mia, bahwa dia adalah gadis cupu yang tidak pantas memiliki teman.

Raden menggelengkan kepalanya beberapa kali seraya tersenyum miring.

"Mia nggak pantes punya temen, kan? Tapi kenyataannya ada, tuh, yang mau temenan sama dia. Sedangkan lo? Lo nggak ada temen nya." jelas Raden disertai tawa remeh yang membuat Shasa bungkam.

Gadis itu diam membeku di tempatnya. Bukan karena tawa Raden yang meremehkan, melainkan ucapan laki-laki itu yang ada benar nya.

Iya, Shasa tidak punya teman di sekolah. Setiap ada seseorang yang datang pasti ada butuh nya. Kemudian pergi begitu saja. Ada satu alasan kenapa tidak ada yang mau berteman dengan nya. Itu karena Shasa yang selalu semena-mena. Ia selalu menyuruh mereka banyak hal layaknya pembantu. Mungkin karena sudah muak dengan sikap nya, mereka akhirnya memilih pergi.

Danica : Bad GirlWhere stories live. Discover now