Part 30

3.1K 345 26
                                    


°Ketika keputusan sepihak di ambil. Yakin lah jika ada hati yang terluka. Ada secuil kata untuk menolak meski tidak bisa berkata apa-apa°

-Danica Tavisha-
_____________________

Ayo hujat Oleander bersamaku...
Atau, mau hujat Alder?

Mawar udah baik loh sekarang!
Jangan di maki lagi, ya.

Happy reading 🔥
Jangan lupa tekan bintang dan kasih komentar loh ya!

•°•°•°•

"Kenapa lo lakuin itu?" Sagero menatap penuh tanya ke arah Oleander yang masih setia pada samsak tinju nya.

Setelah mendapatkan surat cerai. Oleander langsung bergegas ke rumah Sagero. Ingin menenangkan pikiran nya. Tetapi pertanyaan Sagero kembali mengingatkan pada kejadian tadi sore.

Dengan keringat yang membasahi pelipisnya. Oleander duduk di sofa seraya meminum jus jeruk yang di buatkan langsung oleh Sagero.

"Bego banget lo!" hardik Sagero. Ia kesal ketika Oleander dengan mudah nya mengatakan cerai pada Danica.

Oleander melirik Sagero sekilas. Lalu menghela napas panjang dengan mata terpejam. "Ini yang terbaik." balas nya ringan.

"Terbaik?" Sagero tertawa kecil seraya menggeleng-gelengkan kepalanya. Tak mengerti dengan jalan pikiran sahabat nya. "Lo nggak mikir, hah?"

Sagero tahu jika Oleander sangat mencintai Danica. Ia tahu banyak yang terjadi pada hubungan kedua nya. Namun selama itu masih baik-baik saja. Jika Oleander berhadapan dengan nya dan langsung mengatakan berita buruk itu. Tentu Sagero akan sangat terkejut.

"Terbaik dari mana nya kalau lo nyakitin hati seorang perempuan?" Sagero menatap tajam Oleander. Tetapi cowok itu hanya membalas dengan decakan lirih.

Sagero menghela napas panjang. Lalu berdiri untuk mengeringkan handuk yang ia pakai tadi. Namun mata nya sesekali melirik Oleander yang tampak kacau.

Namun Sagero tidak ingin melakukan banyak hal. Karena ini semua adalah kesalahan Oleander. Ia tidak ingin membantu hubungan mereka membaik jika Oleander masih bersikap egois.

"Lo nggak akan pernah ngerti, Sag!"

Sagero terdiam sejenak. Ada banyak hal yang ingin ia tanyakan. Tapi sepertinya sekarang bukan waktu yang tepat. "Lo juga nggak pernah ngerti, Len!"

Mendengar itu Oleander menoleh ke arah nya. Alis Oleander menaut dengan tatapan tidak suka. "Gue nger—"

"Nggak!" Sagero kembali duduk di samping Oleander. Cowok itu menatap tajam ke arah sahabat nya. "Lo nggak pernah ngerti!" lanjut nya dengan nada yang sedikit menaik.

Sagero kira Oleander sudah bisa bersikap dewasa. Ternyata cowok itu masih menjadi orang bodoh yang hanya mementingkan diri sendiri.

"Gue nggak suka lihat dia sama Alder,"

"Terus? Dengan gampang nya lo minta cerai karena masalah itu doang?" Sagero mendecih sinis.

Jika cemburu melihat orang yang dicintai nya bersama orang lain itu wajar. Sagero juga akan mengerti. Namun masalah sepele kenapa harus berakhir tragis? Harus, 'kah dengan cara bercerai?

Danica : Bad GirlWhere stories live. Discover now