Part 44

3.3K 269 34
                                    


Ada yang bilang dunia oren itu menyenangkan. Penuh kebahagiaan dan kehangatan.

Fakta nya tidak!

Dunia nyata dan dunia oren itu tidak jauh berbeda.

Karena apa?
Karena dunia oren itu sebuah cerita atau gambaran dari dunia nyata yang di buat sedikit berbeda.

Kedua nya sama-sama menakutkan!

****

"Kata orang, semua nya yang ada di dunia ini tidak abadi. Iya! Itu benar! Tapi pernahkah kalian berpikir jika kematian itu salah satu hal paling abadi di dunia?"

****

°Takdir memiliki cara unik untuk mempertemukan dua manusia yang memang mempunyai garis takdir yang sama°

•°•°•°•

Ruangan serba putih itu menjadi saksi bisu Danica yang terus saja menghela napas berat. Mimpi terburuk kemarin benar-benar membuat nya tertekan. Takdir membawa dia pergi, lalu mengembalikan nya lagi.

Ah, seperti nya takdir memang sengaja membuat nya merasakan kehilangan meski tidak nyata.

"Ngelamun lagi?"

Danica menoleh saat mendengar suara indah Oleander mengalun di telinga nya. Dia tersenyum tipis, dan memberi isyarat agar cowok itu mendekat ke arah nya. "Kesini," titah nya.

Mendengar perintah itu, Oleander mulai berjalan mendekat. Tangan nya terangkat untuk mengusap lembut rambut Danica saat ia sudah duduk di samping brankar gadis itu.

"Kenapa kamu selalu terlihat cantik?" tanya Oleander heran.

"Takdir."

Raut wajah Oleander langsung berubah. Ekspresi nya terlihat kesal setelah mendengar jawaban Danica. Ya, walaupun memang benar jika gadis itu selalu terlihat cantik karena takdir.

Danica terkekeh ringan sembari mengusap lembut lengan berotot Oleander yang berada di atas perut nya. "Kenapa lo jadi gemesin gini?"

"Ya, mungkin karena kata jelek nggak cocok buat Olen." balas Oleander dengan senyuman bangga.

"Tapi kata burik cocok buat lo," kata Danica dengan seringaian tipis.

Decakan keras keluar dari mulut Oleander saat Danica mengatakan itu dengan santai nya. Padahal, Oleander Brayllo adalah pemuda sejati yang tidak mempunyai mantan ataupun gebetan.

Piala hasil lomba taekwondo saja berjajar rapi di ruangan khusus milik nya. Kemudian, ada puluhan jam tangan dengan harga di atas ratusan juta yang tersimpan rapi di sebuah lemari besi berwarna emas. Namun, lemari itu di simpan ke dalam peti besar yang berada di bawah tanah rumah nya.

"Spesies manusia menyebalkan seperti kamu itu cocok banget buat di hukum," ucap Oleander kesal. Bibir nya mengerucut lucu, namun sedetik kemudian seringaian tipis muncul di bibir nya. "Tapi ... hukuman nya ada di ranjang."

Alis Danica terangkat sebelah mendengar itu. Ia menepuk pelan kepala Oleander agar cowok itu waras kembali seperti dulu. "Mimpi apa gue bisa ketemu cowok modelan kayak lo,"

Danica : Bad GirlNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ