Part 21

4.4K 528 21
                                    


Hai, apa kabar?

Masih semangat, kan?

By the way, udah pada tidur, ya?

Emm, mau aku update cepat nggak? Kayak dulu lagi gitu.

Okee, jangan lupa tekan bintang dan kasih komentar loh!

🔥 Happy reading 🔥

•°•°•°•

"Enghh ...  Ca, jangan di teken terlalu kenceng, nanti keluar,"

"Keluarin aja. Kalo nggak keluar sakit nanti."

"Ca, jangan di teken gitu,"

Danica berdecak keras mendengar rengekan Oleander yang itu-itu saja. "Diem, ish. Ini cuma gue pijit biar bisa keluar."

"Nggak mau dikeluarin, nanti lemes ... enghh,"

"Ca," Oleander menatap Danica dengan mata berkaca-kaca. Tangan nya berusaha menyingkirkan tangan Danica dari leher nya. "Jangan, nanti keluar gimana?"

"Muntahin aja kenapa, sih? biar badan lo kerasa enteng. Lemes bentar nggak apa-apa. Nanti juga kuat lagi kok!" Danica mendengus kecil seraya meletakkan minyak kayu putih yang ia gunakan untuk mengurut leher Oleander.

"Enghh ... mual," Oleander merengek lagi. Cowok itu menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Danica.

Sebenarnya awal mula Oleander bisa merasa mual seperti ini karena saat pulang sekolah tadi. Danica membawa mobil dengan kecepatan tinggi. Dan, Danica membawa mobil nya seperti orang ngajak mati. Tentu saja itu membuat Oleander mabuk darat.

"Muntahin aja!" Suruh Danica. Namun Oleander menolak keras. Cowok itu menjauhkan tubuhnya dari Danica saat merasakan rasa mual.

Danica yang melihat itu langsung mengambil minyak kayu putih. Dan kembali mengurut leher Oleander agar makanan yang ada dalam perut cowok itu keluar. "Muntahin aja."

Oleander menggeleng cepat dengan tangan yang berada di mulut. "Nggak ... emm---- huekk,"

"Ca, tenggorokan Olen sakit ... hikss,"

Danica mendekat, lalu menbawa Oleander ke dalam dekapan nya. Sesekali tangan nya mengusap leher Oleander yang terasa panas. "Udah ngerasa enak belum?"

Oleander mengangguk lemah dengan mata terpejam erat. "Udah," namun sedetik kemudian cowok itu menggeleng cepat. "Belum, masih mual." lirih nya.

"Muntahin lagi aja," titah Danica. Gadis itu mengusap kan minyak kayu putih ke perut Oleander agar terasa lebih hangat.

Isakan kecil Oleander yang terdengar jelas membuat Danica menoleh ke arah cowok itu. Ia menghela napas panjang melihat wajah Oleander yang terlihat pucat pasi. "Mending lo besok gue boncengin pake becak aja kali, ya? Biar lo nggak mabok lagi!"

Perlahan mata Oleander terbuka. Cowok itu memandang Danica dengan tatapan yang sulit di artikan. "Mau nenen,"

"Mau nenen, by," tangan Oleander memilin ujung kaos Danica. Meminta izin agar gadis itu mau menuruti permintaan nya yang sederhana.

Danica : Bad GirlWhere stories live. Discover now