Part 00

25.5K 1.8K 166
                                    


Bangga ketika di puji banyak orang?
Ketahui lah kawan, di dalam hati nya orang itu menghina mu.

- Danica Tavisha -

•°•°•°•

Bangunan megah dengan banyaknya murid sudah tidak biasa lagi ditemukan di berbagai daerah. Sebut saja bangunan itu sebagai sekolah. Tempat belajar yang mungkin bisa dibilang menyenangkan. Tapi itu tidak berarti untuk Danica lantaran sekolah merupakan penjara untuknya.

"Manusia zaman sekarang emang aneh-aneh. Kesel gue liat nya."

Danica menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia muak dengan tingkah mereka. Namun ia juga malas untuk menegur. Jika ia tegur, mereka semakin melawan. Yeah, bisa dikatakan tidak akan diam sebelum benar-benar lelah untuk melakukan.

Dari jauh, Danica melihat Oleander berlari ke arah nya. Dan saat tiba di depan nya. Wajah cowok itu langsung murung. Entah apa yang membuatnya seperti itu. Tetapi, Danica yakin kalau Oleander tidak mungkin mendapat masalah di sekolah ini karena cowok itu bisa dibilang populer dan dikagumi banyak kaum hawa.

"Kenapa lo?" Tanyanya dengan salah satu alis terangkat.

Oleander tidak langsung menjawab. Ia justru memeluk Danica dengan erat sembari menyembunyikan wajahnya di ceruk leher gadis itu. Seolah tidak ingin raut wajahnya yang sedih terlihat oleh orang lain.

Tangan Danica perlahan-lahan mengusap lembut punggung Oleander. Gadis itu menghela napas panjang karena Oleander masih belum menjawab pertanyaan nya.

"Olen kenapa, hm?" tanya Danica lembut.

Mendengar nada Danica yang terdengar lembut membuat Oleander melepas pelukannya. Namun tangan cowok itu masih berada di pinggang ramping Danica.

"Nikah, ya? Sekarang mau, nggak?" Ajak Oleander dengan bibir mengerucut lucu.

Danica menggeleng. "Nggak. Jangan sekarang, Len!"

"Mau nikah kapan? Olen mau punya dede bayi." katanya.

Mendengar itu Danica membelalakkan matanya. Ia menepuk keras bahu cowok itu. Hingga Oleander mengaduh sakit dengan tangan mengusap bahu nya yang terasa sakit.

"Sakit, by..." Rengek Oleander dengan mata berkaca-kaca.

Danica berdecak pelan, lalu membuang muka. "Mau punya anak berapa emang?"

"5 dalam sekali pembuatan."

"Yang bener sat! Lo mau anak kita kayak pandawa lima!"

Oleander mengangguk semangat dengan senyuman lebar. "Iya. Karena Olen mau buat tim sepakbola khusus anak-anak." balas nya.

"Satu kali pembuatan?" tanya nya.

Oleander terdiam sejenak. Lalu menggeleng cepat. "Nggak. 10 ronde aja, mau?"

"Sepuluh ronde?" Tanya Danica dengan senyuman tipis.

"Iya, mau, kan, by?" Oleander menatap permohonan pada Danica.

Mendengar itu Danica tertawa ringan. Kemudian menatap tajam Oleander.

Danica : Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang