Part 14

3.7K 511 56
                                    


Happy reading.
Jangan lupa tekan bintang dan kasih komentar loh ya! By the way, aku mau bilang lagi kalau part ini masih panjang. So, nggak tau nanti apa yang akan terjadi sama hubungan Olen-Ica!

Selamat membaca 🔥

•°•°•°•

Malam yang sunyi tidak membuat Danica ketakutan. Gadis itu justru dilanda kepanikan hanya karena Oleander. Cowok itu benar-benar bisa membuat nya panik.

"Olen kenapa?" gumam Danica pelan.

Gadis itu mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi. Mencoba datang lebih cepat ke rumah Oleander. Danica tidak peduli jika sampai ia menabrak kendaraan lain.

Yang Danica khawatirkan sekarang adalah keadaan Oleander. Suara terpotong Oleander saat bernyanyi di telpon tadi membuat cemas. Apalagi hati nya sekarang sedang kacau.

"Olen, jangan bikin gue khawatir, please..."

Danica mengerem mobil nya secara mendadak saat melihat Oleander tergeletak di jalanan depan rumah cowok itu.

"OLEANDER!!". Teriak nya seraya berlari secepat mungkin ke arah Oleander.

Oleander tergeletak dengan boneka mimi nya yang sudah kotor. Tangan cowok itu juga terdapat bercak merah darah.

Perlahan Danica membawa kepala Oleander agar bersandar di paha nya. Tangan nya yang bergetar mengusap kening Oleander yang berdarah.

Danica mulai terisak pelan. Gadis itu kini menangis dengan tangan yang masih bergetar untuk membersihkan luka Oleander di kening. "Hey, Olen kenapa, hm?"

"Kenapa, Len? Apa yang sakit, sayang?" tanya nya dengan senyuman sendu.

Sesaat kemudian mata Oleander terbuka. Senyum mengembang perlahan dari bibir cowok itu. Oleander mengusap lembut air mata Danica yang menggenang di pipi.

"Jangan nangis," ucap nya lembut. Oleander bangkit, dan memeluk erat Danica dengan isakan kecil yang keluar dari bibir cowok itu.

Danica yang mendengar isakan Oleander justru mengerutkan keningnya bingung. Gadis itu tersenyum tipis seraya mengusap lembut punggung Oleander yang bergetar. "Kenapa?"

Oleander menggeleng pelan. "Maaf, Olen bikin Ica nangis, ya. Gadis itu tersenyum miring melihat Oleander yang perlahan melepas pelukannya.

Mata Oleander menatap nanar Danica yang menunduk dalam. "Apa yang sakit? Olen obatin, ya?" tanya Oleander cemas.

"Di sini," tunjuk Danica tepat di hati nya. Gadis itu kemudian menunjuk hati Oleander yang membuat cowok itu menatap nya bingung.

"Kenapa? Hati Olen ikut sakit, ya?" tanya Oleander polos dengan mata berkaca-kaca.

Danica terkekeh kecil, lalu mengecup singkat kening Oleander. "Mau nikah nggak?" tanya nya sedikit menggoda.

"Mau! Ayo nikah!" jawab Oleander semangat. Cowok itu meloncat-loncat kegirangan dengan menggenggam erat kedua tangan Danica.

"Besok aja, mau?" tawar Danica yang membuat wajah Oleander terlihat murung.

Oleander mengangguk samar dengan senyuman manis. "Mau. Habis itu buat anak, ya?"

Danica : Bad GirlOnde histórias criam vida. Descubra agora