31. Baikan

15 3 0
                                    

__

Sesuai kesepakatan mereka tadi, hari ini adalah dimana misi untuk mendamaikan kembali Nata dan Jeno dimulai. Sepertinya baik Nata maupun Jeno tidak bisa jauh satu sama lain, buktinya saja belum 24 jam setelah mereka terakhir berkomunikasi kemarin, keduanya tak henti saling memikirkan, hanya saja gengsi untuk mengungkapkan.

Nata dengan segala rasa kesalnya karena Jeno yang tak terbuka padanya, namun ada rasa rindu karena hari yang ia jalani hari ini terasa berbeda. Demikian juga dengan Jeno yang telah sadar bahwa menceritakan masa lalu kepada pasangan justru akan memperkuat hubungan itu. Bukan hanya sesaat, namun mungkin bisa selamanya.

Kini, disinilah mereka. Di kafe yang sudah dijanjikan sebelumnya akan menjadi saksi atas kembalinya Jeno dan Nata, tentu dibantu oleh teman-teman yang tentu tidak meninggalkan begitu saja.

Tara masuk ke dalam karena sejak dari luar sudah ia lihat Angga dan Nata di tempat itu. Selebihnya, Naren akan memantau dari mobilnya bersama Jeno, Juna dan Echan. Sedang Taro dan Riang akan menyusul kemudian.
Berharap sangat Sandra tidak datang, karena bisa saja kalau Sandra datang, semua tidak sesuai rencana.

.

"Gue tadi ketemu sama cewe yang ganggu Jeno kemaren. Cantik sih tapi otak sama malu nya gaada." ungkap Tara menggebu-gebu.

"Ha? Serius? Gimana Ta?" Angga lebih penasaran sekarang.

" Tau ga sih, masa tadi dia dateng-dateng ke kantin malah kegatelan sama Jeno. Ya emosi gue, kayak semacam cewe yang rela di bayar gitu. Ih, gila banget."

"Jeno nanggepin ga?" tanya Nata.

"Ya ga lah, si Jeno udah muak banget. Ga bisa banget nutupin marahnya. Terus nih ya, pas gue bilang tuh cewe ga tau diri, dia nampar gue. Anjing banget emang, emosi gue." Nata mengingat kembali hal yang terjadi padanya di kampus tadi.

Nata terdiam, memandang Tara yang setelah menyalurkan emosinya itu, ia menyeruput minumannya.

"Makasih ya Ta, udah bantuin gue."

"Lo juga kak, makasih nasehatnya." Nata menoleh ke arah Angga.

"Santai aja kali Nat, hitung-hitung ya ice breaking lah ya karena gue urus skripsi. Pokoknya mah kalau kata gue, lagi ada masalah sama pasangan atau sama siapapun itu kuncinya ya di omongin baik-baik. Komunikasi itu penting, sedikit atau banyak."

Nata mengangguk dan tersenyum simpul.

"Iya, Nat. Bener banget kata ka Angga, komunikasi emang penting banget, apalagi tipe Jeno yang lo tau banget. Jadi ya jangan diem-diem kalau ada masalah dan jangan gengsi mau minta maaf duluan."

__

"Jen, lo masuk gih ke dalem, temuin Nata." suruh Naren.

"Tapi tuh cewe kayaknya juga ke kafe ini deh, gimana kalau nanti dia macem-macem?" Echan protes.

"Riang sama Taro udah nyamar dan masuk kedalam, buat jaga-jaga. Kita pantau dari sini. Biar Jeno aja yang masuk. Kalau nanti jadi runyam, baru kita ikutan. Gimana?" ucap Naren.

"Oke, setuju." jawab Juna.

15 menit yang lalu Riang dan Taro sudah kembali dari urusan awal mereka tadi, langsung melakukan penyamaran setelah mengetahui kalau Sandra ternyata juga menuju kafe dimana Nata akan bertemu Jeno dan berbaikan.

Akhirnya Jeno masuk ke dalam kafe tersebut. Bergegas masuk untuk bertemu Nata. Rasa rindu nya sudah membuncah, tak mampu ia bendung lagi.

"NATAA!!" serunya saat sudah tiba di pintu kafe.

Right or Left  || Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang