21. Agenda 7 Hari : Day 2- Ranca Upas

43 11 40
                                    

🌸🌸

.

"Nat, gue udah di depan. Kalau perlu apapun ntar bilang gue mau di bantuin apa ya..,"

"Iyaa, masuk aja. Bantuin bawa plastik ciki yang kemaren aja."

Panggilan telfon itu diputus sepihak oleh Nata yang sedang kesusahan membawa beberapa barang yang akan dibawa ke Ranca Upas hari ini.

Mulai dari tas pakaiannya, jajanan yang ia beli bersama Jeno kemarin sampai jaket dan hoodie yang ia sampirkan di tangannya.

Menit berikut nya, Jeno sudah mengetuk pintu flat Nata yang sedikit terbuka.

"Aduh kasian banyak banget bawaannya, sini gue bantuin." Lalu Jeno langsung mengambil dua kantong jajanan yang kemarin mereka beli juga tas ransel Nata yang belum ia sandang.

"Makasih mas pacar..," ucap Nata sedikit malu-malu, lalu beralih memunggungi Jeno untuk mengunci kamarnya.

Langsung Nata menggandeng lengan Jeno lalu meninggalkan area flat.

Dipastikan sekarang sudah pukul 6.10
Masih terlalu pagi sebenarnya untuk Nata beraktivitas, biasanya pukul segitu ia akan kembali menggulung badannya dengan selimut dan tidur kembali setelah subuh.

Namun hari ini ia akan melakukan trip bersama Jeno ke bumi perkemahan di Ranca Upas.

**

Diperkirakan perjalanan ke Ranca Upas menempuh waktu sekitar 1 jam lebih. Mereka berharap setibanya di lokasi nanti, dapat menikmati sunrise ditemani udara yang sejuk dan kopi hangat.

Setelah memasukkan semua barang-barang ke kursi penumpang, keduanya siap untuk menempuh perjalanan dari Bandung ke Ciwidey.
Terakhir kali Jeno ke Ranca Upas bersama Mama dan Papanya. Mungkin bagi Nata baru pertama kali.

Jalanan yang tidak terlalu ramai mereka susuri. Hanya ada beberapa kendaraan yang sudah memenuhi jalan sepagi ini.

Nata sedari tadi mengamati setiap pemandangan di depannya. Embun yang menempel pada kaca mobil Jeno menyita perhatian nya, jadinya Nata menulis asal disana, sampai ia menggambar hati yang terpanah disana. Ungkapan hati nya yang sudah terpanah oleh Jeno.

"Seneng ngga jalan sama gue? Like, kita bakal nginep gitu."

Nata menoleh, lalu menganggukkan kepala.

"Seneng dong, baru pertama kali kesini sama pacar pula."

Jeno bungkam, senyuman di matanya menjadi jawaban bahwa ia juga senang kalau Nata bahagia karenanya.

__

Akhirnya mereka tiba di bumi perkemahan Ranca Upas. Suasana yang sejuk di pagi hari dan semburat kekuningan sinar mentari mulai terlihat.

Nata yang masih tertidur tidak dibangunkan Jeno, sungguh ia tak sampai hati. Nata yang sedang tidur selalu menjadi pemandangan yang indah dan menggemaskan baginya.

Akhirnya Nata terbangun sendiri. Saat ia membuka mata, wajah Jeno dengan eye smile nya yang pertama ia lihat. Lucu. Sampai tangan Nata bergerak mencubit pipi Jeno.

"Kenapa masih disini, ayo turun."

"Siap tuan putri"

Lalu Jeno keluar, sekaligus mengeluarkan barang bawaan mereka dan akan memesan kamar.

Sebenarnya sudah dari kemarin Jeno memesan kamar disini tanpa memberitahu Nata sebelumnya. Biar surprise katanya.

Setelah menenteng barang bawaan masing-masing, keduanya berjalan masuk ke area penginapan yang tersedia. Kamar yang di pilih Jeno berada di lantai 2, tepat di sebelah kamar yang ia pilihkan untuk Nata. Untuk hari ini, random saja.

Right or Left  || Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang