#20. Agenda 7 Hari : Day 1

36 11 17
                                    


🌸🌸
__

Agenda hari ini adalah bertemu dengan Mama Jeno. Iya, Jeno yang membujuk sang Mama untuk mengizinkan nya mengenalkan Nata dan membawa Nata ke rumahnya.
Akhirnya Mama setuju dan memberi izin memperbolehkan Jeno membawa Nata ke rumahnya.

Sebenarnya Nata bisa saja berangkat sendiri, Jeno tinggal share loc dimana rumahnya. Tetapi Jeno being Jeno, mungkin ia tak ingin Nata kerepotan harus memanaskan motornya terlebih dahulu atau semacamnya. Jadilah Jeno yang akan menjemput Nata hari ini. Sepertinya, Jeno sudah menjadi bucin Nata.

.

Di dapur, Mama Fanny yang sedang menyiapkan makanan untuk Jeno dan juga Nata, mulai menerima gangguan dari anak semata wayang nya.

"Mamaaa...," Jeno mendekati sang Mama lalu menaruh dagu di pundak ibunya.

"Kenapa sayang? Kamu ngga jemput pacarmu?"

"Nanti, Jeno malu mah...,"

"Loh, malu kenapa sayang? Udah sering ngajak jalan kenapa masih malu?"

"Ngga tau, entah karena mau di kenalin ke Mama Jeno malu, makin salting Maa..., " di akhir ucapannya, Jeno sedikit merengek.

"Ngga pa-pa sayang. Sana jemput dulu calon mantu Mama...,"

Jeno mengerucutkan bibirnya.

"Yaudah, Jeno jalan dulu ya Mah."

Mama Fanny mengangguk, lalu kembali pada aktivitas memasaknya.

_

Di kamarnya, Nata masih berhias. Akhirnya ia terbiasa menggunakan make up ada meski tidak persis seperti yang Tara ajarkan padanya.

Kemudian, notifikasi pesan nya berbunyi.

Segera Nata menemui Jeno yang sudah menunggu nya di depan pagar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Segera Nata menemui Jeno yang sudah menunggu nya di depan pagar.

Keduanya saling melempar senyum saat kembali bertemu.

"Yuk langsung aja, Mama nungguin di rumah."

Nata mengangguk.
Sebenarnya ia gugup. Ia takut menjadi kaku saat bertemu dengan Mama Jeno.

Nata naik ke motor Jeno.
Akhir-akhir ini Jeno suka menjemputnya dengan motor, bukan dengan mobil. Mungkin dalam waktu tertentu saja.

Beberapa kali Nata menghela nafas agar tak gugup, Jeno selalu menyadarinya.

"Jangan gugup, kan ada gue." ucapnya sembari menepuk-nepuk lutut Nata.

Dengan begitu saja, Nata menjadi lumayan tenang. Rasa sayang dan takut kehilangan semakin membesar.
Di setiap akhir sholat nya, Nata selalu meminta agar ia dijauhkan dari orang-orang yang hanya berniat mempermainkan perasaannya, atau berlaku kasar seperti yang pernah di alami sahabatnya, Tara.

Right or Left  || Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang