#10. Opname

74 27 97
                                    

Selalu ingetin kalian untuk vote, comment di sini
Share juga boleh banget 😍

Enjoy 💚

*+:。.。 。.。:+*

"Hanya hal kecil, namun sangat berarti. Ketulusan seseorang tidak melulu dari ucapan. Air wajahnya juga mampu menjadi penjelas"

Rai.. 🌸

__

Karena panas tubuh Nata belum reda sejak pulang tadi, Jeno yang panik langsung membawa Nata ke rumah sakit terdekat, berharap mendapatkan perawatan yang memadai.

..

Rumah sakit Pelita Jaya adalah tujuan Jeno.

Setelah sampai, sesegera mungkin Jeno meminta tenaga medis untuk menangani Nata.

Tujuan pertama adalah UGD.

Selagi Nata ditangani oleh tenaga medis, di luar sana Jeno berusaha mengabari Tara agar menyusulnya ke rumah sakit.

Melalui ponsel Nata, Jeno mengirimkan pesan pada Tara. Tak lupa ia menuliskan namanya diakhir pesan.

Bukan berbalas dengan pesan teks, panggilan suara langsung masuk ke ponsel Nata, dari Tara.

Jeno langsung menjawab nya.

"Halo, Tara?"

"Jen, gue makasih banget ya. Lo udah ngabarin gue tentang keadaan Nata."

"Sama-sama Ta, gue juga ikhlas kok bantuin Nata."

"Jen, kalau ngga ngerepotin gue minta tolong sementara lo jagain Nata dulu ya. Gue harus ke Bogor karena saudara gue ada yang meninggal. Paling gue pulang lusa."

"Iya, ngga pa-pa Ta. Lo hati-hati disana, gue akan terus ngabarin lo."

"Makasih ya Jen, gue tutup dulu. Titip Nata ya.."

"Iya, gue tutup dulu."

__

Nata ternyata sudah dipindahkan ke ruang perawatan.
Sesuai informasi dari dokter, Nata mengalami gejala typus, dan perawatan di rumah sakit memang sangat dianjurkan.


"Nata terserang gejala typus dan kelelahan. Beruntung kamu langsung bawa kesini untuk perawatan yang optimal. Sebenarnya tidak terlalu heran kalau terserang penyakit itu. Penyakit mahasiswa.." ujar sang dokter sebelum keluar dari ruang rawat Nata.

Kini dalam ruang Bougenville 3 Jeno kembali memperhatikan Nata yang sedang memejamkan matanya.

Tangan Jeno terulur untuk mengusap kepala Nata.
Matanya tak lepas dari wajah teduh Nata.

"Cepet baik lagi ya Nat. Jangan sakit, gue juga ikutan sakit. Nanti kalau lo sembuh gue ajakin ke tempat yang belum pernah lo datengin. Janji.." Jeno menautkan jari kelingking nya pada jari kelingking Nata dan membiarkan sesaat seperti itu.

Nata mulai mengerjapkan matanya, berusaha bangun untuk mengetahui dimana ia berada.

Setelah matanya berhasil terbuka dan menebak kalau ia memang di rumah sakit, ia merasa tangannya seperti tertindih.

Right or Left  || Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang