"Kau ingin dihukum, huh?!" bisik Yoongi sensual.
"Hukum aku! Aku rindu bermain panas denganmu, Lievie!"
Omega sekal itu mendongak, menatap lurus obsidian terang namun mematikan milik alphanya sambil meremas keras jas yang dikenakan. Irisnya pun sengaja di buat sendu, seakan-akan tak manusia lain disana yang memperhatikan.
"Jangan seperti ini, manis. Mari luangkan waktu malam ini!"
Yoongi melempar busur ke atas tanah sebelum merengkuh pinggang erat omeganya. Hidung bangir itu mengikis jarak untuk menelusuri permukaan leher hingga tulang selangka. Menghirup rakus feromon manis yang sudah menguar— menusuk indera penciuman.
Manis dan memabukkan.
Sedangkan Jungkook yang berdiri tak jauh dari kedua pelatihan hanya sanggup menjahit bibir rapat-rapat dengan tubuh membeku seperti patung. Ia tak ingin prisensinya mengganggu mereka yang sedang bercumbu ringan.
"Seharusnya kau yang berkata begini pada Jin. Dia seenaknya mengacaukan waktu kita"
Ada sebuah remasan gemas pada surai sang pria pucat.
"Baiklah. Aku akan meminta kelonggaran padanya"
Seusai kalimat tersebut, Yoongi melepas Jimin sebelum masing-masing merapikan setelannya. Mereka bertindak seolah tak terjadi apapun. Dan kembali berfokus pada pelatihan siang ini.
Sementara itu di tempat lain,
Jin sedang mengawasi perawatan pada V yang dilakukan oleh tim dokter ahli pilihan di lantai dasar mansion. Sebuah ruang besar di dominasi warna putih dan bau antiseptik telah bersemayam disana sejak setahun terakhir.
Hal ini ia lakukan demi mendapat perawatan intensif dengan obat-obatan illegal— sesuai yang ia mau tanpa harus ada ijin tertulis dari pemerintah. Hal inilah yang menerbelakangi untuk mengurungkan niat mendapat bantuan medis pada rumah sakit regular.
Meski sendirinya menaungi satu Rumah Sakit International di pusat kota, bukan berarti Jin memiliki kuasa penuh. Setiap pergerakan di awasi langsung oleh pemerintah Belanda, sebab ia adalah penyumbang pajak tersebar di negeri kincir angin. Dan lagi, Jin tercatat sebagai donatur terbesar dan tetap bagi beberapa yayasan yatim piatu dan rumah sakit kanker.
Tentu saja, semua ini ia lakukan demi menutupi bisnis kotor yang ia lakukan di bawah meja. Jin bukanlah manusia yang akan bersantai ketika hartanya sudah melimpah tujuh turunan. Selagi ada kesempatan meraup lebih, ia akan dengan gencar melakukannya.
Serakah memang.
Namun bukankah hidup haruslah demikian?
Kau harus saling menginjak untuk tetap terdepan. Tak ada belas kasihan dalam dunia bisnis. Yang terkuat, akan selalu diatas awan.
V masih setia menutup mata diatas ranjang pesakitan. Selang bening bertumpu diatas bagian bibir demi mengalirkan oksigen bagi si empu. Selang lain pun bertugas mengganti cairan tubuh yang sebelumnya sempat terkuras habis.
V mengalami dehidrasi akut dengan luka menyebar di berbagai lekuk tubuh. Masa heat-nya sendiri sudah cukup menguras keringat, di tambah dengan suntikan obat perangsang membuat tubuhnya kolaps— tak berdaya.
Sudut bibirnya pecah dengan luka gigitan pada bagian atas dan bawah. Tulang hidungnya hampir retak akibat pukulan keras. Masing-masing kelopak dan dadanya bengkak, membiru lebam sebab hantaman keras yang ia terima. Gurat tali tambang pada pergelangan tangan dan kaki juga tak luput untuk menggores kulitnya yang halus— sampai mengelupas.
Tak hanya itu, paha dalamnya lebam dengan berbagai luka sayat. Area privasinya lecet, terlebih bagian belakangnya terluka parah atau lebih tepatnya robek akibat kekerasan seksual yang ia alami.
YOU ARE READING
• K R A C H T • JINV • ABO
Fanfiction• When the mafia fights for the position and love • -6th book- TAGS : -Dark Fiction -ABO-VERSE (ALPHA, BETA, OMEGA) -MPREG (Male Pregnant) -Romance -Action + Gore -Happy/Sad Ending -Death Chara -Written in Indonesian, English and Dutch TRIGGER WAR...
• A T T A C K •
Start from the beginning
