"Tentu saja. Omega manis seperti kalian cukup mengisi kantongku sampai musim dingin tahun depan. Bukankah itu luar biasa?"

V kembali meludah. Ia bergerak gusar dalam borgolnya sambil mengucap sumpah serapah yang sama sekali tak di ketahui artinya oleh si pria Belanda.

"Bukankah sebaiknya kita berdandan? Ah, ia akan membencimu jika kau terlihat kacau seperti ini. Biarkan aku permanis dirimu"

Lelaki beta itu segera keluar dari ruang tempat menyekap V dan kembali masuk seraya menyeret teman barunya dalam kondisi tak sadarkan diri. Kaki dan tangannya terikat dengan plester tebal pada bagian bibir. Ia pun tak segan menendang tubuh kurus itu agar berjejer dengan kaki ranjang tempat bernanung V.

"Kau tahu, dia sangat agresif. Dia begitu lincah dalam menggerakkan tubuh. Untung saja keahlian bela diriku jauh di atasnya." ucapnya terengah.

"Dia pun sangat berisik. Ya Tuhan, dia benar-benar merepotkan. Tidak sepertimu"

V menangis menatap sahabat barunya dalam kondisi demikian. Namun apa daya, ia tak sanggup berbuat banyak.

"Baiklah, mari berdandan"

-

Pukul 03.07 am

Gerombolan mafia berbusana serba hitam tiba dalam perumahan tepi kota setelah melakukan transaksi lewat telepon. Salah seorang bertubuh jangkung sekitar 185cm nan kekar mengenakan masker putih menutup wajahnya melangkah masuk dengan sudut kelopak mata yang berkerut.
Sepertinya ia merupakan pemimpin dari gerombolan.

"Selamat datang, Meneer! Aku sudah menyiapkan barangmu" sambut sang tuan rumah dengan manis.

"Bendankt! Kau melakukn tugasmu dengan  baik." jawab orang bermasker putih.

"Beri dia tambahan satu koper!" perintahnya pada para pengawal yang berdiri di bekalang.

V dan Richi terduduk di atas kursi kayu dalam kondisi terikat. Keduanya sepenuhnya sadar dengan busana menerawang mencetak setiap lekuk tubuh. Tak terkecuali area privasi mereka.

Richi terlihat tenang dengan manik menatap tajam pada barisan para lelaki alpha beebadan kekar di depannya. Ia tak lagi takut, melainkan sedang memutar otak untuk menyelamatkan diri dan sahabat barunya yang sedang bergerak gelisah di atas kursi.

Tubuh V sepenuhnya bermandikan keringat sebab rasa panas yang terus menjalar. Tak jarang bibir tipisnya meloloskan desah dengan tatap sendu sebab heat yang ia alami. Sendirinya berusaha keras melawan, namun sayang. Segalanya terasa sia-sia.

Feromon manis nan wangi tersebut memancing sang kepala mafia untuk mendekat. Ia keluarkan feromonnya ketika jemarinya yang panjang meraba wajah manis V. Lalu menggantinya dengan hidungnya yang bangir untuk menghirup rakus feromon sang omega yang begitu memancing gairahnya.

V semakin menggeliat dalam ikatan ketika sentuhan lembut sang alpha meraba permukaan wajah. Maniknya yang sendu dengan raut sensual terkesan sangat seksi, meski maniknya terus mengeluarkan air mata.

"Ah, aku lupa mengenalkannya padamu, Meneer. Dia V. Dan yang satunya bernama Richi" seru si pria Beta.

"V? Nama yang indah. Seindah si pemilik nama"

Mafia jangkung itu tak sedikitpun mengindahkan pandangnya dari lekuk tubuh V. Bibir tebalnya yang berbau tembakau sesekali mendecak ketika di rasa liurnya akan menetes.

"Bisakah aku meminjam kamarmu? Sepertinya omega manis ini ingin segera ku sentuh." ucap sang mafia dengan seringai tajam pada manik kelamnya.

"Silahkan, Tuan! Nikmati barang barumu. Ku harap ia melakukan yang terbaik" ucap sang tuan rumah yang berakhir dengan tawa lirih.

"Kurasa begitu. Lihatlah, dia rindu akan sentuhan"

Richi menunduk seraya menangis menatap sahabatnya. Sungguh ia tak lagi sanggup menatap hal keji demikian.

"Bawa yang satunya ke dalam kamar!" perintah sang mafia setelah berhasil menggendong V bak pengantin.

Si omega manis terus menangis. Otot pada lehernya tercetak jelas sebab ia berusaha keras menahan desahnya.

"Tenanglah, manis. Kau akan menyukainya nanti."































To be continued...

Siapa ya mafianya? Ada yang bisa neambak next bakal gimana?

Singkat dulu ya, sesuai judul chapter. Kalo vote dan komennya bagus, aku bakal rajin update :)

Terimakasih buat vote dan komennya.

Sarangek 💜
05-10-2021











• K R A C H T •  JINV • ABOWhere stories live. Discover now