Part 36

45 5 6
                                    

Happy Reading❤

Typo komen!

Hari ini sudah di lakukan rutinitas upacara. Cuaca sangat terik. Keringat sudah di pastikan berjatuhan dari dahi mereka.

"Ya ampun panas banget! Ini juga si bapak kagak kelar-kelar ceramah nya. Ga gumoh tu orang?" bisik Luna dengan wajah dongkol.

"Ga tau capek banget asli" Sahut Rina yang memang di samping mereka.

"Sabar dikit lagi" jawab Senja dengan santai. Tapi wajah nya tidak bisa berbohong. Kalau mereka sama-sama capek, panas, ga ada tempat buat neduh. Lengkap sudah penderitaan hari ini.

Apes banget sih!

"Cenayang lo?!" tanya Luna.

"Kagak lah. Tunggu aja"

Sekitar 5 menit kemudian setelah Senja mengucapkan kalimat terakhirnya, bapak kepala sekolah memutuskan untuk mengakhiri pidato nya.

"Baik anak-anak mungkin hanya itu yang ingin saya sampaikan. Jika ada salah kata atau yang lain saya minta maaf. Selebihnya terima kasih. Wassalamualaikum wr.wb." ucap kepala sekolah dan turun dari podium. Sontak semua murid menjawab salam nya.

"Dari tadi kek! Nyerocos mulu ga ada jeda nya!" sebal Rina dengan wajah menunduk guna menghindari sinar matahari.

"Sungguh melelahkan" keluh Senja. Upacara segera selesai. Tinggal membacakan doa. Saat ingin di bubarkan ada sedikit pengumuman lagi. Itu membuat mereka mendengkus kesal. Apa lagi sih?!, mungkin itu yang ada di pikiran mereka.

"Maaf menganggu waktu kalian. Disini saya ingin mengumunkan sesuatu. Bahwa sekolah kita mendapatkan juara pertama lomba modeling di tingkat Internasional." ucap bapak kepala sekolah. Sontak mereka semua bertepuk tangan.

Sekolah mereka mendapatkan posisi itu lagi dan lagi. Itu serasa mimpi!

"Spill orang nya dong pak!" ucap salah satu murid.

"Iya pak, kita kan juga kepo!" timpal teman nya.

"Baiklah kita akan menunggu nya keluar dari barisan dan membawa piala itu." ucap kepala sekolah.

Wajah mereka tegang. Mereka sangat kepo siapa orang yang berada di balik kemenangan ini. Suara sepatu terdengar di penjuru lapangan.

Tap..

Tap..

Tap..

Tangan nya membawa piala yang Ia dapat 2 minggu lalu. Tatapannya menyorot tajam. Namun tak lama senyuman ikut terbit di bibirnya. Semua siswa melongo tak percaya. Melihat Senja membawa piala kebanggaan dan nama nya yang tersampir di bahu nya. Mampu mempertegas apa kedudukan nya.

Semua orang masih ternganga. Luna dan Dika sudah heboh saat Senja memasuki arena lapangan. Tadi nya sih pamit nya ke toilet eh ga tau malah buat gempar.


"Ini pak piala nya. Saya serahkan kepada sekolah ini untuk di jaga baik-baik!" ujar nya dengan tegas.

S E N J A [END]Where stories live. Discover now