Part 19

43 9 0
                                    

Happy Reading❤


Typo komen!

Pagi ini sangat mengejutkan bagi Dika. Bagaimana tidak, dia bahkan kembali jauh dari perkiraan Dika. Dan fakta yang mengejutkan adalah sekolah ini sudah pindah tangan. Ucapan tadi pagi masih terngiang jelas di kepala Dika.

"Selamat pagi semua nya.."

Sekarang kelas dalam keadaan jamkos, karena khusus acara tadi pagi.

"Dika, yuk kantin! Nana sama Luna laper.." ajak Senja.

"Yuk! Luna nya mana?"

"Udah duluan tadi sekalian dari kamar mandi. Tadi chat Nana." jelas Senja sambil memperlihatkan chat dari Luna.

Sepanjang perjalanan hanya terjadi keheningan antara Senja dan Dika. Dika yang bergelut dengan pikiran nya sedangkan Senja beberapa langkah di depan Dika. Sampai di pintu kantin Senja mengedarkan mata nya mencari keberadaan sahabat nya itu.

"NA!" teriak Luna sambil mengangkat tangan nya. Senja tanpa basa basi langsung menarik tangan Dika dan menuju meja Luna.

"Nih tadi gue dah pesenin bakso. Nih punya lo Ka. Eh Na, Ikhsan mana?" tanya Luna sambil meracik bakso nya.

"Ga tau, di kelas maybe"

Setelah itu hanya terjadi keheningan di antara ketiga nya. Tiba tiba seseorang datang dengan santai nya dan merebut es teh milik Dika.

"Heh! Punya gue itu padi!" ucap Dika dengan wajah kesal.

"Minta dikit elah, pelit amat hidup lo" jawab Aldi dengan wajah santai.

"Dikit sih dikit tapi ga habis juga!"

"Udah sabar Dika, ini masih ada punya Senja. Masih utuh kok!" ucap Senja sambil menyerahkan es teh milik nya ke Dika. Dan di balas senyuman manis Dika sebagai tanda terima kasih.

"Temen lo mana kak?" tanya Luna ke Aldi.

"Teman yang mana? Temen gue banyak."

"Itu temen lo dari orok, biasa nya aja lengket berdua kek lem"

"Masih di kelas nanti juga nyusul" jawab Aldi dan di balas anggukkan dari Luna.

"Dah lama?"

"Astagfirullah jantung gue!" ucap Luna sambil memegangi letak jantung nya.

"Kasian masih muda dah jantungan" ucap Senja dengan wajah mengejek. Di balas tatapan tajam dari Luna. Enak aja di bilang jantungan.

"Gue punya tebakan!" seru Dika tiba tiba sambil berdiri yang membuat semua mata tertuju ke meja Senja dkk.

"Iya, tapi ga usah berdiri juga! Malu Kakang!"

"Kota, kota apa yang duduk?!" tanya Dika.

"Kota... Emang ada?" tanya Luna dengan wajah polos nya.

"Ada dong!"

"Kota Surabaya?"

"Bukan!"

"Kota Indramayu?"

"Salah"

"Kota Makassar?"

"Salah! Lo kalo jawab itu di pikir dulu dong Padi Kering!" ucap Dika kesal karena sedari tadi Aldi menjawab dengan asal asalan.

"Gue dong mau jawab" ucap Luna dengan wajah sumringah.

"Kota Jakarta! Iya kan? Iya dong pasti bener mah!"

S E N J A [END]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें