Part 27

37 6 0
                                    

Happy Reading❤

Typo komen!

Harta, tahta, dan uang.
Satu kesatuan yang di anggap penting. Tapi tak pernah menjamin kebahagiaan.
Dan aku baru sadar di antara ketiga itu tidak ada yang bisa mengembalikan waktu.
-Gio Adiwijaya-

***

"Dasar ga tau di untung!"

"Apa kau tak punya otak, HAH?! JAWAB JANGAN DIAM SAJA!"

"T-ta-pi bunda, a-aku ga nge-lakuin itu" ucap anak kecil itu.

"Alasan dia aja mbak! Bohong dia mbak!" Bagaikan kompor yang meledak, perempuan itu sengaja membuat keadaan memanas.

"B-beneran, aku ga bohong!" teriak anak kecil itu sambil terisak.

"DASAR GA TAU DI UNTUNG! UDAH UNTUNG KAU HIDUP! KENAPA GA KAU YANG ADA DI DALAM KENAPA HARUS DIA, HAH?!" teriak perempuan yang di panggil bunda oleh anak kecil itu. Hati anak mana sih yang tidak sakit saat orang tua nya mengatakan itu.

"Sekarang kau pergi! Aku sudah muak melihat wajah mu!" usir wanita itu.

Gadis kecil itu menangis dengan memeluk boneka beruang milik nya. Tak lama keluarlah dokter dan dua perawat. Mereka menjelaskan kondisi seseorang yang berada di ruang IGD.

"Kau dengar?! Itu semua karena kau! Dasar pembawa sial!" bentak orang itu.

"Sudah diam! Besok kita pindah ke luar negeri untuk pengobatan! Dan kau! Jangan harap untuk melihat mereka kembali!" ucap seorang laki-laki dengan tegas.

"Baiklah, ayo San" ajak perempuan tadi. Anak yang Ia panggil San diam tak berkutik kemudian lari ke arah perempuan yang memeluk boneka beruang tadi. Kemudian bersembunyi di belakang nya.

"Ayo San! Jangan bandel!" Tegur nya. Sudah beberapa kali mereka membujuknya. Tapi jawaban nya tetap sama.

"Ya sudah! Jika kau tak mau ikut biarkan di sini! Menemani anak sialan ini!" Kemudian mereka berlalu. Namun baru beberapa langkah, ucapan seorang laki-laki masuk jelas telinga nya.

"Jangan pernah menyesal dengan keputusan Anda! Akan ku pastikan kau akan menyesal! Camkan itu baik-baik Tuan dan Nyonya!" Ucap nya. Kemudian langsung menggiring kedua anak kecil itu ikut dengan nya. Dan di turuti dengan lapang dada.

"ARGH..." teriak nya. Mimpi itu lagi. Kenapa? Ada apa ini? Pertanda apa ini?

Gio yang mendengar teriakan sang Istri langsung berlari ke arah kamar. Saat membuka pintu dia melihat sang Istri seperti orang linglung.

"Hey, kenapa?" tanya Gio sambil menepuk pelan bahu sang Istri. Rani yang merasakan tepukan bahu langsung menoleh kebelakang dengan berurai air mata.

"Kenapa?"

"Hiks.. T-ta-di aku mimpi hiks.. aneh sekali hiks..." jelas nya dengan sesegukan. Gio menatap heran sang Istri karena selama ini tidak pernah seperti ini.

"Mimpi apa?"

"Mimpi seperti masa lalu, sangat menyakitkan"

"Sudah jangan di pikir, sekarang tidur lah" pinta Gio sambil membaringkan sang Istri. Setelah memastikan sang Istri tidur dengan tenang, dia kembali ke ruang kerja.

Senyap. Itu yang Ia rasakan pertama kali saat memasuki ruang kerja nya.

Tenang. Itu rasa kedua yang hadir di hati nya.

S E N J A [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang