53. LAZUARDI

8.1K 1.2K 49
                                    

Mature content⚠️

Ini bukan cinta biasa. Ini adalah cinta membara. Ardi yakin dirinya sudah sangat jatuh, sejatuh-jatuhnya pada perempuan yang sedang berusaha mempermainkannya kini. Mempermainkan dalam arti yang masih dalam jalur wajar dan baik. Trophy bukan perempuan yang jahat menyoal hati dan harga diri seseorang, itu sebabnya Ardi tidak menemukan hal buruk sedikitpun dari istrinya. Buruk yang dimaksud adalah berpura-pura mencintai Ardi padahal hatinya masih untuk mantan kekasihnya. Itu jelas tidak ada lagi dalam diri Opy. Ardi sepenuhnya yakin, Opy mencintainya, meski bahasa itu belum muncul dari mulut Opy. Namun, sikapnya sudah menjelaskan demikian. Sama seperti Ardi yang tidak menyatakan melalu kata-kata, tapi memberi serta menunjukkannya melalui tindakan nyata.

“My Opium, berhenti di sana!” Ardi memberikan ultimatum yang dibalas oleh Opy dengan seringai nakal.

“Aku hanya akan berdiam di sini kalo kamu lakukan permintaanku,” ucap Opy tanpa ragu. “I want you to be naked, My User.”

Sialnya ucapan itu membuat Ardi tegang. Sangat tegang  dalam balutan celana kainnya. Ini permainan yang menyulitkan Ardi. Jika mengeras seperti ini, Ardi akan sangat malu menunjukkan dirinya di depan Opy tanpa sehelai pakaian. Opy memang paling tahu hukuman apa yang paling cocok untuk pria seperti Ardi. Hanya butuh menggoda, maka Ardi akan bersemu. Ditambah sedikit bumbu permintaan nakal, Ardi akan terbakar.

“Opy ….”

“Yes, Daddy!”

Double shit. Mereka baru menonton bersama film dewasa bertemakan ‘step daddy’  yang ujungnya membuat Ardi membuang muka sendiri. Dia malu menonton film tersebut bersama Opy yang semula menatap jijik dan malah berkahir menggoda Ardi habis-habisan. Dia sering menonton film blue, tapi tidak bersama seorang wanita. Sendirian adalah momen yang asyik untuk membayangkan gairah terpuaskan. Namun, karena Opy meminta maka Ardi mengabulkan. Dan entah sial atau beruntung bagi Ardi karena istrinya mengingat kalimat itu dengan wajah yang … horny.

“Kamu mau melihatku tanpa busana?”

Trophy tersenyum dan memainkan lidahnya di bibir. Ardi sama sekali tidak jijik melihatnya, karena Opy memiliki caranya sendiri untuk terlihat seksi. “Yes, Daddy.”

Ardi menarik napas dan mengeluarkannya perlahan. Dia menuruti apa yang istrinya mau. Meski malu, Ardi menjalankan hukuman ini dari istrinya yang sedikit cemburu pada putri mereka. Mulanya kancing paling atas, Ardi mengacaknya, tak membuka sesuai urutan. Bahkan saat kancing ketiga yang ia buka, Ardi tidak langsung melanjutkan ke kancing keempat. Pria itu menurunkan celana panjangnya dan menyisakan celana dalam yang memudahkannya untuk buang air kecil. Lubang di celana dalamnya  membuat Opy menjatuhkan rahangnya.

“Kamu lihat apa, Sayang?” tanya Ardi yang mengamati betul pergerakan mata istrinya.

“Ekhem,” dehem Opy. “ Nggak ada. Lanjutkan aja kegiatan kamu.”

Ardi tahu itu bohong. Karena sekarang mata Opy menatap lekat kejantanan pria itu yang seolah merekah di celananya. Hanya perlu satu gerakan menggeser kain penghalang, maka Thor kesayangan Ardi akan muncul ke permukaan.

Melanjutkan apa yang Opy tak sabar lihat, Ardi melakukan cara lain. Dia membalikkan badan dan berkata, “Aku rasa aku nggak bisa kena angin malam. Aku akan tidur ke kamar lain.”

Pria itu sudah sepenuhnya telanjang. Hanya saja Thor miliknya belum ditatap langsung oleh Opy. Sehingga terdengar suara menggeram tak suka. “Arrrrr!”

Ardi tidak menghentikan langkahnya, justru pria itu buru-buru untuk bersembunyi dan akan memberikan kejutan pada istrinya. Saat ia sudah berada di balik tembok, terdengar langkah kaki tak sabaran. Opy sudah akan berbelok ke kiri menuju kamar yang biasa pria itu gunakan. Namun, Ardi menarik lengan perempuan itu dan segera melabuhkan ciuman panas yang tidak Opy duga.

Mereka tak berakhir di kamar manapun, karena Ardi mendorong tubuh istrinya itu ke dinding. Ada meja di bawah lukisan mahal yang ia pajang di dinding dan itu membuat Ardi segera berpikir cepat dan menggunakannya untuk mendudukkan Opy di atas meja kecil tersebut. Meja yang digunakan untuk menaruh kalender dan hiasan kecil digusur secara serampangan oleh Ardi dan Opy.

Haaahh,” desah Opy seraya menenggelamkan jemarinya pada rambut Ardi. Pria itu sedang asyik menjelajahi tubuh Opy dengan mulut serta lidahnya.

Saat tidak bisa menahan diri lagi, Opy memuntahkan laharnya. Itu belum seberapa dibandingkan nanti, ketika dorongan klimaks dari percintaan antara Thor milik Ardi dan lubang hitam opium milik Trophy.

My Opium,” sebut Ardi. “My Opium.”

Pria itu terus mendesahkan panggilan khusus tersebut di telinga Opy. Ketika Thor menjelajah masuk dalam diri Opy, keduanya menggeram. Opy sudah pasti memanjangkan lehernya dan Ardi berada di sana saat fokus memompa agar ada sumber mata cairan yang dipancing hingga keluar.

Ouch. Shh,” racau Opy yang sekarang sudah menancapkan kuku dan giginya pada punggung serta bahu Ardi. “Ahhh, Ardi. Uhmmm, ahh, Ardi.”

Tidak banyak jenis kata yang mereka punya dalam bercinta. Namun, selingan yang berulang kali disebutkan itu justru membuai dan mendorong mereka semakin cepat, kuat, dan dalam. Inti Trophy kembali berdenyut untuk kedua kalinya. Ardi menarik ke atas kaki kanan istrinya dan menyandarkannya di bahu kokoh miliknya. Ardi menatap kewanitaan Opy dengan jelas bersatu dengan miliknya. Bunyi persatuan bagian keramat dan intim itu membawa gelenyar yang tak biasa. Membuat Ardi turut memejamkan mata. Bukannya hilang karena tak melihat adegan yang berjalan, Ardi justru semakin jelas merasakan bagaimana kulit bertemu kulit, batang bertemu lubang. Oh, damn! Ini sangat kotor untuk dijabarkan bagi Ardi, tapi memang tak bisa begitu saja dibiarkan. Harus ada bukti yang menyatakan percintaan hebat mereka.

“Ardi, ough, Ar!”

Ardi memompa semakin cepat dan keras. Tubuh Opy semakin bergerak tak karuan, buah dadanya memantul dan meja kecil itu tampaknya akan patah karena ulah mereka. Dan yang pasti, meja tersebut bukan hanya berderit, tapi juga menabrak dinding hingga siapa saja yang menyadari bunyi  duk duk duk itu akan kebingungan mencari sumbernya.

“Arrr!!!”

Argh!!!”

Keduanya hidup sekaligus lemas setelah bersatu menumpahkan gairah yang akan membuat mood mereka lebih baik esok pagi.
Opy mengusap rahang suaminya dengan mata setengah terpejam, berusaha mengumpulkan nyawa kembali setelah serangan bertubi-tubi. Dan Ardi memanfaatkan itu untuk mencium bibir Trophy dan menggerakkan miliknya samar. Ardi ingin krim miliknya masuk sepenuhnya ke ovarium istrinya.

“Ar … bukannya kemarin kita sepakat kamu pakai kondom, ya?”

Oh, sebentar! Ardi sepertinya lupa dengan itu.

[Udaaaahhh. Puncak malam mingguan.]

HE WANTS TO FIX ME / TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang