Random Thing : Come Over

Mulai dari awal
                                    

Joanna justru memilih duduk bersila tepat di hadapan Jeno, gak mau memberatkan Jeno yang kayaknya udah capek plus pusing banget. Jeno juga gak protes, langsung beringsut mendekat dan melebarkan kaki sampai Joanna terduduk di antara kaki panjangnya. Tanpa ngomong lagi, Jeno memeluk Joanna dan menyandarkan pipi di bahu ceweknya itu. Rasanya super nyaman dan sukses mengusir sedikit rasa pusing yang dirasakannya selama beberapa hari terakhir.

Jeno ngerasa lega banget begitu berhasil memeluk Joanna setelah beberapa hari ini gak ketemu sama sekali.

"Gak nyaman posisinya kayak gini." Jeno berbisik, tanpa menunggu persetujuan langsung mengangkat Joanna ke pangkuannya. Giliran Jeno yang duduk bersila dengan Joanna duduk di antara pahanya, kaki Joanna langsung bergerak melingkari pinggang Jeno.

Joanna terkekeh pelan, tangannya refleks mengelus bagian belakang kepala Jeno. "Gue belom mandi loh, Jen."

"No problem. Lo tetap wangi." Jeno gak bohong sama sekali begitu bilang kalo Joanna tetap wangi. Ceweknya ini, walau udah beraktifitas hampir seharian, tapi masih wangi banget, bahkan gak bau keringat sama sekali.

Setelahnya hening di antara mereka, Joanna membiarkan Jeno mengisi tenaganya lewat pelukan mereka kali ini. Joanna jelas tau seberapa capeknya Jeno selama beberapa hari terakhir, ditambah lagi Jeno kehilangan waktu berharga buat beristirahat dan pasti makannya jadi gak teratur. Jadi dia lebih memilih buat membiarkan Jeno beristirahat sebentar.

Tangan Joanna tetap bergerak mengelus-elus belakang kepala Jeno, memberikan kenyamanan berlebih ke cowok yang lagi menutup mata dengan nyaman itu.

"Udah makan belom?"

Jeno menggeleng dalam diam.

Joanna sebenarnya mau ngomel, tapi langsung sadar situasi. Suasana hati Jeno pasti bakalan langsung jelek kalo dia ngomel sekarang. Yang Jeno butuhkan cuman support system sekarang, bukan omelan.

"Lunch enggak berarti?"

Sekali lagi, gelengan yang Joanna dapatkan dari Jeno.

"Sarapan?"

"Sarapan kok, dipaksa Jaemin."

"Harus dipaksa emang." Joanna tersenyum kecil, melayangkan beberapa kecupan di perpotongan leher Jeno membuat cowok itu terkekeh geli. "Jangan skip makan, ah. Nanti asam lambung naiiik."

"Iyaaa."

Joanna mendengus pelan. "Iya-iya aja tapi dilakuin enggak."

"Ya gimana, otak gue tuh isinya cuman ngejar deadline. Sorryyy."

Joanna memundurkan badan, tapi Jeno malah menahannya dan mengeratkan pelukan. Jadi sekarang yang bisa Joanna lakukan ada mengelus pelan punggung telanjang Jeno dengan sebelah tangan, sedangkan sebelah tangan lagi tetap mengelus bagian belakang kepala Jeno.

"Hari ini tidur berapa jam?"

Jeno yang udah hampir tertidur menggumam panjang. "Hmmm, dua jam kayaknya."

'Kayaknya....' Joanna jadi beneran khawatir sama pola hidup Jeno akhir-akhir ini.

"Gue mau mandi dulu, boleh gak? Gak nyaman juga ini masih pakai jeans." Joanna mencoba membujuk, memainkan rambut Jeno yang mulai memanjang.

Jeno memundurkan badan, tapi masih enggan melepas pelukan. "Nginep ya? Yaaa?"

"Iyaaa. Tapi besok ada kelas jam 9."

"Iya besok dianter."

Sebelum benar-benar melepas pelukan, Jeno melabuhkan bibir di atas bibir Joanna. Meraup bibir tipis yang jadi candunya itu dengan lembut. Rasanya dia sekangen itu, dan pelukan belum bisa menuntaskan rasa kangennya.

[TERBIT] What Lovers Do :: Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang