Ugly 6 - Peluk Atau Kita Jatuh Berdua?

Mulai dari awal
                                    

Ah, menangis lagi! Riyu menggaruk belakang kepalanya. Bingung mau berbuat apa.

"Ya udah sana, susul Letta. Dia pasti nungguin kamu. Aku nggak apa-apa, kok. Paling nanti aku pulang jalan kaki. Walau badan aku masih sakit karena didorong sama Letta kemarin."

Shit! Riyu merasa digampar oleh perkataan Aluna barusan. Ia bingung, pacarnya tulus atau bagaimana saat bicara begitu.

"Ya udah, aku antar kamu pulang dulu." Riyu berjalan cepat ke arah motornya, Aluna mengekor dari belakang.

"Kenapa gitu? Kita nggak jadi beli ice cream?"

"Lun, aku kemarin berantem sama Papa. Kamu ngerti keadaan aku, ya? Please ...."

Bibir Aluna menipis. "Katanya kamu mau lindungin aku, jagain aku. Tapi disuruh sama Papa kamu kayak gini aja kamu nggak nolak."

Riyu meraih helm yang tergantung di dekat stang motornya, lalu memasangkannya pada Aluna. "Aku selalu berjuang, Lun. Tapi semua butuh waktu."

"Sampai kapan?" Aluna menatap Ryu dengan mata berkaca-kaca. "Sampai kamu disuruh nikah sama Scarletta?"

"Lun, udahlah. Jangan bahas ini. Tolong banget, ya?!"

Aluna mengerucutkan bibir. Dilepasnya kaitan helm yang sudah terpasang sempura membungkus wajah mungilnya, lalu diberikannya lagi pada Riyu.

"Antar Letta. Aku pulang sendiri aja."

Gadis itu membalikkan badan, berjalan menjauh dari motor Riyu.

"Aluna!" Riyu bersorak, berharap gadis itu kembali ke arahnya.

"Argh!" Riyu menendang motornya karena kesal. Ia tidak tahu mana yang harus ia dengar saat ini. Aluna kekasihnya, atau ayahnya sendiri.

Pandangan Riyu pada punggung Aluna terhalang ketika tiga orang yang dikenalnya melintas di hadapannya. Riyu melirik salah seorang di antara mereka, lalu berjalan menghampiri.

"Scarletta, gue mau bicara bentar." Riyu menarik tangan gadis yang sedang menyandang ransel berwarna ungu muda tersebut.

"Ada apa?"

"Eh, mau lo bawa ke mana teman gue?" sorak Niken.

Riyu membawa Scarletta lebih jauh dari posisinya dengan Jefri dan Niken. Dua orang itu kemudian menyusul Riyu. Kepo terhadap apa yang akan dilakukan Riyu pada gadis itu.

"Lo kenapa selalu repotin orang?"

Scarletta melongo. Hidungnya mengkerut karena tidak paham. "Maksud lo?"

"Pasti lo yang udah telepon bokap gue, minta gue antar lo pulang, kan?" tuduh Riyu.

"Jangan ngarang, deh. Gue nggak tahu apa-apa-"

"Bohong. Gue nggak percaya sama lo. Ternyata lo benar-benar licik, ya. Manfaatin bokap sama nyokap gue untuk dapatin gue?!"

Lipatan di dahi Scarletta semakin bertambah. Apa lagi ini? Belum juga sakit punggungnya sembuh, ia harus mendapat serangan kata-kata kotor yang ia bahkan tidak mengerti sedikit pun.

"Gue capek." Riyu menunduk dalam. "Gue pengen ini semua berakhir."

"Terus lo pikir gue nggak capek?"

Riyu mengangkat kepalanya, mengeraskan geraham dengan gigi yang tersusun saling menekan.

Jefri dan Niken sampai di dekat mereka. Baru saja Niken ingin membuka suara, tangan besar Jefri menyekap mulutnya. Memberi kode untuk jangan ikut campur urusan mereka.

After Me UglyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang